
Amanat.id- Mahasiswa Program Studi (Prodi) Gizi, Mukhlis Saputra berhasil meraih predikat Wisudawan Terbaik Fakultas Psikologi dan Kesehatan (FPK) Universitas Islam Negeri (UIN) Walisongo dengan Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) 3,91 pada wisuda ke-90 di Auditorium II Kampus 3, Rabu (8/11/2023).
Terbesit rasa bahagia sekaligus heran atas predikatnya menjadi wisudawan terbaik lantaran sudah menempuh kuliah lebih dari 8 semester.
“Dulu pas awal masuk hanya berandai-andai, tetapi semakin ke sini pikiran itu hilang karena lulusnya sudah lewat delapan semester. Jadi, tidak kepikiran akan menjadi wisudawan terbaik,” ujar Mukhlis saat diwawancarai oleh tim Amanat.id.
Ia mengaku orang tuanya merasa senang bercampur haru saat mengetahui dirinya menjadi wisudawan terbaik, sebab Mukhlis adalah satu-satunya anggota keluarga yang berkuliah.
“Orang tua merasa terharu, sedih, bangga dan menangis karena saya adalah satu-satunya anggota keluarga yang berkuliah,” lanjutnya.
Mahasiswa asal Tangerang tersebut mengikuti penelitian payung bersama kedua temannya, berdasarkan satu topik utama yang telah ditentukan dosen.
Mukhlis menuturkan, selama penelitian payung, dosen hanya memberikan tema secara garis besar. Selanjutnya, ia dan kedua temannya berdiskusi untuk menentukan variabel secara terperinci.
“Saya diajak penelitian payung dan hanya diberikan variabel secara garis besar. Lalu, saya dan teman-teman membahas variabel apa yang harus dibahas dan cocok,” katanya.
Skripsinya yang berjudul “Analisis Total Bakteri Asam Laktat (BAL), Organoleptik, dan Daya Simpan Kefir Susu Kambing dengan Penambahan Madu Bunga Randu (Ceiba Pentandra L)” pun didapat usai aktif berunding bersama teman-temannya.
“Saya kebagiannya variabel ini. Jadi, itu bukan pikiran dari saya sendiri, tetapi dari hasil diskusi bersama dengan teman,” ucapnya.
Ia sempat terlambat merevisi skripsi setelah Seminar Proposal (Sempro) karena mengalami beberapa kendala.
“Saya terlambat revisi setelah sempro hampir dua bulan. Terkendala lebaran, operasi gigi, dan harus survei ke lokasi bahan baku pangan, harus membuat banyak laporan juga,” jelasnya.
Di akhir wawancaranya, Mukhlis berpesan untuk tidak mudah berputus asa.
“Tetap berjuang, jangan pernah menyerah dan berhenti, kalau capek rehat nanti lanjut lagi,” pungkasnya.
Reporter: Dwi Khoiriyatun
Editor: Shinta Ayu Aini