
Amanat.id– Aktivis Unit Kegiatan Mahasiswa Universitas (UKM-U) Teater Mimbar keluhkan pengelolaan sampah yang menumpuk di sebelah Barat Gedung Serba Guna ( GSG). Sampah berpusat di depan Sanggar itu menimbulkan pemandangan dan bau tidak sedap, Jumat (12/4/2019).
Sejak bulan Februari hingga sekarang, sampah di Tempat Pembuangan Sampah (TPS) menumpuk dan menjadi sumber penyakit. Tidak jarang lalat masuk ke dalam PKM dan menyebarkan penyakit pada mahasiswa yang ada di Sanggar Teater Mimbar.
Dari data yang dihimpun Amanat.id terdapat lebih dari 10 aktivis Teater Mimbar jatuh sakit secara bersamaan.
Salah satu aktivis yang terkena dampak masalah pengelolaan TPS, Nanang Rezaldi mengaku awalnya merasa sehat. Setelah banyak Lalat masuk ke dalam Sanggar dan terpapar asap pembakaran sampah ia dan teman-temannya merasa sering Diare dan sesak nafas.
“Sebelumnya di Sanggar saya sehat wal afiat, tetapi setelah adanya penumpukan sampah di depan sanggar mulai mengganggu kesehatan saya. Dan saat periksa ke Poliklinik kata dokter saya terkena Infeksi saluran pernapasan (ISPA),” jelasnya.
Prihatin dengan hal itu, Lurah Teater Mimbar Lukman Taufiq mengatakan, ia sudah sering melapor kepihak kampus 1. Dan terakhir, ia telah melapor kepada Kepala Bagian (Kabag) Akademik dan Kemahasiswaan, pada Rabu (10/4/2019).
“Rabu kemarin saya sudah lapor kepada Pak Haris, dan ia meminta surat keluhan kepada Pak Rektor,” ungkapnya.
Lukman mengaku sudah melakukan yang diminta oleh pihak Kabag Akademis dan Kemahasiswaan. Namun hingga berita ini diturunkan belum ada konfirmasi pengeksekusian dari pihak kampus.
“Setelah saya bertemu dengan Pak Haris pada hari Rabu, saya membuat surat dan pada hari Jumat saya kembali ketemu Pak Haris untuk memberikan surat keluhan untuk disampaikan kepada Pak Muhibin,” tambahnya.
Surat keluhan tersebut berisi tentang buruknya pengelolaan sampah, Teater Mimbar menuntut agar sampah tersebut segera dipindahkan. Didalam suratnya juga tertulis, apabila dalam 7 hari kedepan tuntutan tidak dilaksanakan, Teater Mimbar sepakat bersama warga Tanjung Sari akan melakukan tindakan.
“Saya berharap sampah ini segera dialokasikan, atau setidaknya jika tidak ada yang mengurus lokasi berarti sistem dari pengelolaan sampahnya yang diperbaiki dan dikontrol,” tandas Luqman.
Reporter: Ramadhani Sri Wahyuni
Editor: Liviana