Amanat.id– Bidang Perencanaan dan Keuangan Universitas Islam Negeri (UIN) Walisongo merespon informasi adanya proses pengembalian uang catering Mahad gelombang 3 tahun 2024 karena libur Idul Adha tahun 2025 yang tidak kunjung dilakukan, Kamis (16/10/2025).
Berdasarkan penelusuran langsung, uang catering yang dijanjikan akan dikembalikan sebesar Rp85.000 perorang bagi mahasantri gelombang 3 angkatan 2024.
Ketua Bagian Perencanaan Keuangan UIN Walisongo, Nuryanta menjelaskan bahwa bagiannya hanya berperan sebagai pengumpul dana, bukan pengelola kebijakan.
“Itu urusannya di Kepala Pusat Bisnis, bukan di sini. Kalau bagian keuangan itu hanya bertugas mengumpulkan saja, sedangkan perikatannya itu ada di antara Pusat Bisnis dan mahad,” ujarnya, Rabu (15/10).
Menanggapi arahan dari Badan Pengembangan Usaha, ia mengungkapkan bahwa tugasnya hanya sebatas mewadahi dan mengumpulkan dana, sementara kebijakan tetap berada di bawah kewenangan Pusat Bisnis.
“Yang menginisiasi catering dan pengeluarannya itu Pusat Bisnis bersama Kepala Ma’had,” ungkapnya.
Ia menegaskan, pihak keuangan tidak terlibat langsung dalam pengelolaan maupun pengembalian dana, sebab keputusan tersebut didasarkan pada rekomendasi dari Pusat Bisnis dan Kepala Mahad UIN Walisongo.
“Kami tidak berani melakukan pengembalian tanpa rekomendasi, karena data dan kewenangannya ada pada mereka,” tambahnya.
Terkait laporan dari mahasiswa, Nuryanta menerangkan bahwa hal tersebut bukan wewenangnya dan hanya melakukan setiap proses atas rekomendasi Pusat Bisnis.
“Karena yang mengelola uang itu pihak sana. Jadi, rekomendasi juga berasal dari sana. Kalau pihak sana mengeluarkan rekomendasi, baru kami tindak lanjuti. Kami mengeluarkan keputusan atas dasar rekomendasi dari pusat bisnis,” terangnya.
Menurutnya, jika keputusan diambil tanpa dasar yang jelas, maka saat ada pemeriksaan justru pihaknya yang akan disalahkan.
“Kalau kami mengeluarkan tanpa dasar itu, nanti saat ada pemeriksaan justru kami yang disalahkan,” tuturnya.
Mengenai keterlambatan hampir setahun, ia menjelaskan bahwa penyebab utamanya adalah masih banyak mahasiswa yang belum melunasi pembayaran catering mahad.
“Ya, karena teman-teman itu masih belum bayar,” ujarnya.
Ia memaparkan, hingga saat ini biaya catering belum sepenuhnya dibayar oleh mahasiswa angkatan sebelumnya yang telah keluar dari mahad.
“Catering itu sampai sekarang belum lunas. Jadi, mahasiswa angkatan sebelumnya, yang sudah keluar dari mahad, belum semuanya membayar biaya katering. Masih ada banyak tunggakan,” paparnya.
Kepala Pusat Bisnis, katanya, telah menegaskan bahwa seluruh pembayaran harus dilunasi terlebih dahulu karena dana untuk menutupi kekurangan catering belum terpenuhi.
“Kepala Pusat Bisnis juga sudah menyampaikan bahwa semua pembayaran harus dilunasi terlebih dahulu karena dana untuk menomboki catering belum selesai,” katanya.
Setelah dilakukan pengecekan bersama bagian keuangan dan PTIPD, sambungnya, ditemukan banyaknya tunggakan dan memberikan kesempatan mahasiswa yang telah menyelesaikan program mahad untuk segera melunasi pembayaran tersebut.
“Setelah kami cross-check bersama bagian keuangan dan PTIPD, memang benar masih banyak yang belum bayar. Saat ini kami masih memberikan kesempatan kepada mahasiswa yang sudah selesai mahad untuk melunasi pembayaran tersebut,” sambungnya.
Sementara itu, Ketua Senat Mahasiswa (SEMA) UIN Walisongo, Sa’ad Syamsul Arifin mengatakan bahwa pihaknya akan bertemu dengan pengurus SEMA fakultas untuk membahas sejumlah isu.
“Oh, iya. Ini kebetulan nanti malam saya ketemu sama teman-teman SEMA fakultas. Poinnya bukan hanya membahas soal itu, tapi banyak hal lain seperti UKM dan anggaran,” katanya saat diwawancarai secara langsung oleh tim amanat.id, Rabu (15/10).
Ia menambahkan, pertemuan tersebut juga menjadi langkah awal menuju audiensi dengan pihak rektorat melalui Wakil Rektor III.
“Rencananya kami bakal ada audiensi dengan rektorat terkait masalah yang menyangkut kemaslahatan dan kesejahteraan mahasiswa. Tapi kami belum bisa menentukan waktunya karena perlu pembahasan dan kajian data. Kami sering terkendala di data, jadi saya tidak mau gegabah sebelum datanya lengkap,” tambahnya.
Sa’ad menjelaskan bahwa kendala utama SEMA UIN Walisongo terletak pada ketersediaan data yang akurat.
“Kendalanya itu di bagian data. Contohnya soal UKT, kenapa perjuangan kita jarang berhasil? Karena data kita kurang. Kita belum bisa memilah mana mahasiswa yang benar-benar tidak mampu dan mana yang sebenarnya mampu tapi pura-pura tidak mampu,” jelasnya.
Ia juga mengungkap belum ada pertemuan resmi dengan pihak keuangan maupun konfirmasi langsung dari mahasiswa mahad.
“Belum, sebelum ada data itu. Kalau data sudah ada, baru bisa kita paparkan setelah ketemu dengan SEMA fakultas. Untuk laporan dari mahasiswa mahad, mungkin sudah ada di SEMA fakultas, tapi belum sampai ke saya. SEMA fakultas juga belum menyampaikan soal itu,” ungkapnya.
Ia menambahkan, pembicaraan mengenai persoalan tersebut juga belum dibuka secara resmi dengan pihak birokrasi.
“Karena aku belum membuka pembicaraan ini ke birokrasi, jadi memang belum ada pembahasan,” pungkasnya.
Reporter: Muhammad Maulana (Cakruma SKM Amanat 2025)
Editor: Romaito