
Kini aku tertatih di jalan asing
Melihat angan terlepas dari genggaman
Nun jauh di sana, si jelita tangguh berkata, “aku kan kehilangan segalanya”
Sesaat kalbuku diselimuti kelabu
Netranya dipenuhi beribu janji
Mimpinya tertahan di udara
Bak derita yang tersusun rapi
Enggan aku menambah berat langkahnya lagi
Purnama menjadi saksi bisu
Akan rasa takut dan ragu
Sebuah asa mungkin teralihkan
Pada retorika yang hanya sebatas angan
Seperti ombak yang kerap menghantam
Meski genting,
Aku kan tetap berdiri kokoh
Diam, dalam cinta yang tak terucap
Semarang, Oktober 2024
Lutfi Ardiansyah (Warga Kampoeng Sastra Soeket Teki)