![]() |
lukisan: dok. internet |
aku biarkan saja indonesia
aku biarkan saja indonesia,
seperti ini
pulau-pulau yang berlayar menuju lembah-lembah kemiskinan
menyeret diri menuju pintu-pintu yang dingin
kembali seperti mengantar jenazah sendiri ke lubang kubur
aku biarkan saja indonesia,
seperti ini
pulau-pulau yang berlayar menuju rumah-rumah pengap tertutup kebodohan,
diujung lidah tajam pisau para jurumudi. menusuk dada-dada saudara sendiri yang dipenuhi dengan cinta.
pada sebuah jendela kaca
seorang perempuan memandang keluar dan berkata:
“kau sebenarnya tidak melakukan kebijakan apa pun, tuan.”
kau hanya mempelajari api di dalam api, air mata di dalam air mata. sedang anak-anak disepanjang jalan, bertahan hidup hanya dengan meminum air dari mata air langit. dan aku tetap berlayar, mendaki puncak-puncak gelombang dengan kecemasan yang sama.
tak dapat kutiupkan mantra di telingamu, kau harus mempelajari arah mata angin. kemana ia hendak berhembus dan membadai, membaca awan yang berarak menjelang hujan.
tapi kau nahkoda,
apa pun bisa kau lakukan untukku.
aku biarkan saja indonesia,
seperti ini
di atasnya telah kubangun istana kematian
dari kain-kain kafan yang mudah dikenali
dengan kayu-kayu hutan yang mudah terbakar,
sebagai keranda.
aku biarkan saja indonesia,
seperti ini
sebab kita adalah korban
di rumah sendiri.
Semarang, 2017.
HASAN TAROWAN, penyair muda kelahiran Sumenep 13 pebruari 1995. Antologi puisi tunggalnya “orang mabuk di negeri mahapetry” (2016) dan antologi bersama “sajak anak negeri” (2017). Aktif di komunitas Soeket Teki dan pengelola Komunitas sastra Silang Pertemuan Semarang. Pemilik cita-cita sederhana dan sepele: bangun pagi.