Amanat.id- Aliansi Gerakan Rakyat Menggungat (GERAM) Jawa Tengah kembali menggelar Aksi Tolak Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-undang (Perppu) Cipta Kerja (Ciptaker) di depan Gedung Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Jawa Tengah, Kamis (13/04/2023).
Aksi yang bertajuk “UU Cipta Kerja Menyelamatkan Oligarki Menghabisi Demokrasi” tersebut berujung ricuh.
Saling dorong antara massa dengan aparat kepolisian mewarnai Aksi Tolak Perppu Ciptaker. Pada saat massa aksi mencoba memaksa masuk ke halaman gedung DPRD, aparat kepolisian menembakkan gas air mata ke arah massa.
Hal tersebut membuat massa aksi bergeser ke pintu gerbang utara gedung DPRD untuk kembali mencoba masuk ke halaman gedung.
Selain itu, massa aksi melempar tikus ke halaman gedung DPRD dan melakukan penyegelan dengan menggembok pagar.
Koordinator Lapangan (Korlap) Universitas Wahid Hasyim (UNWAHAS), Naja mengatakan bahwa kondisi massa yang sulit ditebak menjadi penyebab terjadi kericuhan.
“Kondisi dan emosi masa sulit ditebak sehingga terjadi chaos,” tuturnya.
Salah satu mahasiswa Universitas Negeri Semarang (UNNES), Ajis menyayangkan tindakan represif aparat kepolisian.
“Sejatinya teman-teman mahasiswa, elemen buruh, dan masyarakat kota lainnya hanya menyampaikan pendapat di muka umum. Mengapa harus bertindak represif,” ucapnya.
Ia berharap, Undang-undang (UU) Ciptaker dicabut dan diganti dengan UU yang memihak terhadap rakyat.
“Kami menginginkan UU Ciptaker dicabut dan diganti dengan UU yang pro terhadap rakyat,” pungkasnya.
Reporter: Fatma Deka Latifah
Editor: Revina