
Amanat.id- Mahasiswa Jurusan Ekonomi Islam, Risalatul Muawanah berhasil meraih predikat wisudawan terbaik Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam (FEBI) pada wisuda sarjana ke-97 Universitas Islam Negeri (UIN) Walisongo yang digelar di Gedung Prof. TGK. Ismail Yaqub, Sabtu (23/8/2025)
Risa mengatakan bahwa pencapaian tersebut tidak pernah ditargetkan sebelumnya.
“Senang tentunya, tidak menyangka karena dulu tidak kepikiran mengincar jadi wisudawan terbaik, hanya ingin lulus tahun ke empat dan menurutku ini bonus dari Allah,” katanya.
Meski tidak pernah menargetkan, Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) Risa selalu konsisten di atas 3,9.
“Selama ini Alhamdulillah IPK saya selalu stabil di 3,9 hanya saja pernah sekali saja paling rendah yaitu 3, 87 waktu semester 1,” ungkapnya.
Selama menempuh perkuliahan, Risa aktif di berbagai kegiatan komunitas dan organisasi.
“Di Kelompok Studi Pasar Modal (KSPM) UIN Walisongo hampir 4 tahun, Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ), komunitas Generasi Baru Indonesia (GenBI) sebagai Awardee Bank Indonesia dan komunitas Kakak Asuh Semarang,” jelasnya.
Menurutnya, mengikuti berbagai organisasi memberikan banyak manfaat. Berkat aktif di organisasi tersebut relasinya menjadi luas, bahkan mudah dikenal dengan banyak dosen.
“Kalau orang-orang bilang organisasi itu tidak penting, menurutku organisasi itu penting banget, karena banyak membantu aku. Relasi jadi banyak dan bisa mendapat kemudahan karena bisa dikenal dosen juga,” terangnya.
Lewat organisasi yang diikuti, ia berhasil mengikuti magang di Bursa Efek Indonesia (BEI) tanpa proses seleksi terlebih dahulu.
“Salah satu manfaat yang aku rasakan berkat organisasi kampus KSPM adalah bisa ikut magang di Bursa Efek Indonesia selama enam bulan tanpa seleksi dan biaya yang ditetapkan,” jelasnya.
Menurutnya, aktif di berbagai kegiatan tidak menjadi penghambat proses belajar selama di bangku perkuliahan.
“Sebenarnya ikut organisasi tidak jadi penghambat kuliah, tapi jadi lebih sibuk saja, sehingga perlu pintar-pintar membagi waktu,” ujarnya.
Selama berkuliah, Risa rajin mencatat dan membagi waktu, baik untuk akademik ataupun kegiatan organisasi. Dua kebiasaan tersebut menjadi tips yang dibagikan oleh Risa.
“Aku tipe orang yang suka mencatat. Sudah aku porsikan masing-masing. Misal waktunya kuliah ya fokus kuliah, tidak mengurus organisasi dulu, tidak buka-buka chat, pokoknya mendengarkan dosen dan aktif di kelas,” terangnya.
Selain itu, strategi yang ia gunakan adalah memperhatikan kontrak belajar setiap dosen.
“Salah satu tips belajar aku juga adalah pada awal perkuliahan yaitu selalu meperhatikan kontrak belajar yang ditetapkan pada setiap mata kuliah. Perhatikan presentase penilaian yang diberikan,” katanya.
Risa bercerita bahwa ia rela begadang dan belajar lebih keras saat UTS ataupun UAS.
“Kalau jumlah persennya besar pada UTS dan UAS, biasanya aku belajar sampai tengah malam demi memperjuangkan hasil yang maksimal,” ujarnya.
Ia berpesan agar mahasiswa tidak hanya belajar di dalam kelas tapi juga memanfaatkan setiap kesempatan.
“Kuliah empat tahun itu sanga cepat sekali, tidak terasa. Sangat disayangkan jika mahasiswa tidak melakukan apa-apa. Ambil kesempatan yang ada. Misal organisasi, lomba-lomba,” katanya.
Namun, meski mengikuti banyak kegiatan, Risa berpesan agar tetap fokus dan tidak meninggalkan belajar.
“Aktif organisasi itu bagus. Tapi jangan sampai meninggalkan belajar kita. IPK tinggi itu baik meski tidak wajib, karena nantinya kita yang bakal seneng sendiri jika mendapat hasil yang maksimal,” tutupnya.
Reporter: Irbah Fatin
Editor: Azkiya Salsa Afiana