Amanat.id- Sehari sebelum wisuda ke-92, Mohammad Faisal Abror, Mahasiswa Program Studi (Prodi) Studi Agama Agama (SAA) Fakultas Ushuluddin dan Humaniora (FUHUM) Universitas Islam Negeri (UIN) Walisongo meninggal di Rumah Sakit Tugu Semarang karena mengalami kerusakan ginjal, Jumat (7/6/2024).
Salah satu teman almarhum, Lutpin Hidayat mengatakan bahwa Faisal sempat mengeluh kelelahan, demam, dan sesak napas, Jumat (31/5/2024).
“Tiga hari setelah kerja bareng saya di Surakarta Jumat minggu lalu, almarhum mengeluhkan capek, demam, dan sesak napas,” katanya saat diwawancarai tim Amanat.id, Sabtu (7/6).
Lutpin juga mengatakan pada Sabtu (1/6/2024), almarhum sang wisudawan Fuhum UIN Walisongo sudah tidak bisa makan, demam, dan susah berjalan.
“Pada hari sabtunya saya belikan bubur untuk makan, setiap makan muntah lagi. Pas saya mau antar pulang ke Semarang naik motor, almarhum sudah susah jalan dan mengatakan tidak kuat duduk terlalu lama, sampai akhirnya disewakan mobil untuk mengantar pulang ke Semarang,” jelasnya.
Lanjutnya, almarhum mengaku hanya sakit biasa. Mendegar hal tersebut, ia pun mengurungkan niatnya untuk mengantarkan Faisal pulang ke Semarang dan melanjutkan pekerjaannya.
“Faisal bilang cuma sakit panas biasa, saya pikir paling seminggu sembuh. Jadi saya tidak mengantarkan pulang sampai Semarang dan terus melanjutkan pekerjaan di Surakarta,” paparnya.
Ia mengatakan almarhum masuk rumah sakit pada Senin (1/6/2024), diantar oleh temannya yang bernama Lubab.
“Faisal masuk rumah sakit hari Senin, diantar Lubab,” ucapnya.
Tambahnya, saat ia sudah pulang dari Surakarta dan menjenguk ke rumah sakit, almarhum bercerita bahwa ia sempat cuci darah dan badannya terlihat menguning.
“Saat saya datang ke rumah sakit dia masih bisa cerita kalau habis cuci darah dan saat itu kondisi badannya menguning,” tuturnya.
Barulah saat mengantar adik almarhum, Lutpin mengetahui bahwa almarhum akan periksa ginjal.
“Saat saya mengantarkan adik Faisal ke stasiun karena harus kuliah, dia sempat cerita kalau kata dokter akan melakukan pemeriksaan ginjal,” ceritanya.
Ia pun menyesal karena tak mengetahui almarhum mengalami sakit serius, sehingga tidak bisa memberi perhatian lebih.
“Kalau saya tahu Faisal sakit serius, pasti saya suruh agar tidak telat makan dan pasti saya antar pulang sampai Semarang,” sesalnya.
Salah satu teman almarhum yang lain, Lubabul Fawaid menuturkan bahwa almarhum pertama kali sakit saat masih berada di Surakarta dan pulang ke Semarang pada Sabtu (31/5/2024).
“Pertama sakit Faisal masih ada di Surakarta untuk kerja. Sabtu saya dihubungi suruh jemput katanya sakit, setelah itu katanya minta buah dan obat, ya saya belikan buah sama obat diare di apotek,” jelasnya.
Esok harinya, Minggu (2/6/2024), Lubab menuturkan bahwa kondisi almarhum tidak kunjung membaik. Lalu mereka pun pergi ke Puskesmas. Hingga akhirnya, disarankan untuk dibawa ke Instalasi Gawat Darurat (IGD).
“Besoknya kondisinya tidak mendingan, saya antar ke Puskesmas. Disarankan untuk langsung dibawa ke IGD. Jadi langsung saya bawa ke Rumah Sakit Tugu,” ungkapnya.
Setahu Lubab, almarhum sebelumnya mempunyai riwayat penyakit tifus dan asam lambung. Namun, ternyata dokter mendiagnosis trombositnya turun dan terjadi kerusakan ginjal.
“Setau saya Faisal punya penyakit bawaan tifus dan asam lambung, tidak ada penyakit yang mengarah ke ginjal. Namun, kata keluarganya setelah dipanggil ke ruang dokter, Faisal trombositnya turun dan mengalami kerusakan pada ginjal,” akunya.
Padahal menurut Lubab, almarhum selama hidupnya selalu menerapkan hidup sehat dan jarang merokok.
“Padahal Faisal selalu minum air putih, jarang makan manis, bahkan dia sudah jarang merokok yang dulunya perokok aktif,” jelasnya.
Dekan FUHUM UIN Walisongo, Mochammad Sya’roni mengatakan secara akademik almarhum sudah memenuhi syarat dan layak dinyatakan lulus.
“Secara akademik, almarhum sudah layak dinyatakan lulus karena memenuhi administrasi skripsi dan syarat lainnya. Namun, karena sudah takdir dipanggil Tuhan, Mas Faisal tidak dapat hadir,” ungkapnya.
Sya’roni menambahkan, ijazah almarhum diambil oleh orang yang dipercaya keluarga. Orang tuanya tidak bisa hadir karena prosesi pemakaman almarhum.
“Tadi sudah ada yang dipercaya oleh keluarganya untuk mewakilkan pengambilan ijazah yaitu Mas Fadil. Keluarga tidak memungkinkan hadir karena pagi ini sedang pemakaman,” terangnya.
Ia pun mengatakan, pihak fakultas berencana mengunjungi rumah duka pada hari Senin atau Selasa mendatang.
“Insyaallah Senin kalau tidak Selasa, kami dari FUHUM akan turut bela sungkawa ke rumah duka di Gresik,” ucapnya.
Terakhir, Sya’roni turut mendoakan almarhum agar diterima dengan baik di sisi Tuhan dan keluarga diberi keikhlasan.
“Semoga almarhum mati syahid karena dia orang baik, tenang di alam sana, dan diberi keikhlasan untuk keluarganya,” harapnya.
Reporter: Melini Rizki
Editor: Revina AF.