
Amanat.id- Widi Cahya Adi selaku staff ahli Kerja Sama, Kelembagaan, dan Humas (KKH) Universitas Islam Negeri (UIN) Walisongo merasa sedih ketika melihat beredarnya kritikan terhadap Walisongo Campus Ambassador (WCA) yang rilis di laman Amanat.id pada Rabu (26/10/22) lalu. Widi menganggap terdapat beberapa statement yang perlu diklarifikasi.
Pasca beredarnya pemberitaan mengenai kritikan terhadap WCA, Widi mengaku terkejut dan langsung menghubungi Rizki Nur Fadilah selaku Pemimpin Umum Surat Kabar Mahasiswa (SKM) Amanat pada Kamis (27/10/22) agar diberikan ruang klarifikasi. Siangnya, sekitar pukul 14.00 WIB, Widi dan rekannya Yusuf bertemu dengan pihak SKM Amanat yang bertanggung jawab atas beredarnya berita tersebut.
Hal yang ditakutkan olehnya, apabila retorika berita yang beredar menggiring Widi pada sisi negatif, terlebih pada rumor WCA yang terbilang masih awal.
“Ya, mungkin retorika masing-masing orang berbeda. Namun, takutnya retorika itu menggiring saya ke sisi negatif. WCA ini kan baru terbentuk, ya, jadi kami masih dalam proses,” ungkapnya.
Klarifikasi Widi Cahya Perihal Walisongo Campus Ambassador
Ketakutan lain juga Widi ungkapkan perihal pakaian syar’i. Terkait pakaian tertutup, yang ia maksud merupakan wanita bercadar.
“Perlu ditegaskan kembali, bahwa yang dimaksud pakaian tertutup adalah mengenakan cadar seperti HTI, dan maksud statement saya memilih anak-anak yang ingin berproses yaitu kita kembangkan lagi public speaking dan bakatnya,” jelasnya.
Widi juga mengatakan bahwa setiap finalis WCA memiliki hak dalam berpakaian.
“Tolong dibedakan lagi, ketika mereka menggunakan selempang dan tidak menggunakan selempang. Saya bilang ke mereka bahwa selempang punya kekuatan, jadi harus sopan pakaiannya. Dan ketika tidak memakai selempang, maka mereka punya kebebasan dalam berpakaian,” tuturnya.
Di sisi lain, Widi juga menanggapi perihal WCA yang terkesan asing bagi beberapa mahasiswa UIN Walisongo. Ia mengatakan bahwa pihaknya telah berusaha dalam menyosialisasikan WCA dalam ranah kampus maupun media sosial.
“Saya juga bingung, entah kenapa sampling mahasiswanya tidak tahu semua. Padahal, saya sudah mengedarkan surat kepada Wakil Dekan III dan sudah mem-posting-nya di Instagram. Bahkan, kami juga pasang baliho sendiri di depan kampus,” tutupnya.
Reporter: Aissya
Editor: Nur Rzkn