
Merebaknya kasus virus corona yang telah sampai di Indonesia memunculkan kecemasan masyarakat. Dilansir dari detik.com telah tercatat ada 96 kasus orang positif virus Corona. Dalam keadaan genting ini masyarakat malah terpecah belah karena adanya tindakan kurang manusiawi oleh beberapa oknum.
Pasca pemerintah mengumumkan kasus pertama virus Corona, masyarakat langsung berbondong-bondong menuju toko untuk membeli masker. Permasalahan yang muncul adalah adanya oknum yang memanfaatkan keadaan ini untuk mencari keuntungan pribadi.
Munculnya tindakan penimbunan masker mengakibatkan masyarakat kesulitan menemukan masker di pusat perdagangan. Kasarnya, hal tersebut dilakukan oknum yang tidak bertanggungjawab untuk merusak pasar.
Jika stok barang sudah langka, maka barang yang mereka timbun akan dikeluarkan, lantas dijual dengan harga melecit. Mencari keuntungan yang sebesar-besarnya adalah tujuan.
Selain itu, adanya perjanjian antara pelaku usaha dengan pelaku usaha lain untuk bersama-sama melakukan penguasaan produksi, dapat menimbulkan monopoli perdagangan yang tidak sehat. Hal tersebut menentang hukum yang diatur dalam UU Nomor 5 tahun 1999, tentang Larangan Praktik Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat.
Tidak hanya kasus penimbunan masker yang menjadi sorotan. Banyak pula kalangan masyarat berada yang memborong stok masker dan kebutuhan pokok untuk kepentingan pribadi.
Adanya tindakan tersebut mengakibatkan kalangan kecil kesulitan mencari masker dalam upaya menghindari virus Corona. Apalagi, harga yang ditawarkan berada di atas rata-rata kemampuan orang kalangan menengah ke bawah.
Jika ditelaah tindakan-tindakan di tengah wabah itu justru mencerminkan manusia yang menutup rasa kemanusiaannya. Di mana individu dengan individu lain tidak saling memedulikan, tetapi memanfaatkan keadaan bahaya demi keuntungan pribadi.
Ibaratnya individu yang mencari keuntungan di tengah wabah Corona adalah orang yang menari di atas penderitaan orang lain. Kurangnya empati masyarakat bisa jadi terpicu oleh rasa panik berlebih. Sehingga alangkah lebih baik ketika dalam situasi seperti saat ini kita saling berbagi dan mengendalikan ego.
Pemerintah harus memanajemeni isu dengan baik dan tidak mengutarakan pernyataan yang memicu kepanikan. Selanjutnya masyarakat pun harus turut berperan dengan bersikap tenang menghadapi wabah ini.
Informasi yang berdatangan jangan sampai mengacaukan keadaan masyarakat. Rasanya, isu virus Corona ini menjadi ujian kemanusiaan bagi kita. Akankah kita menjadi sosok yang peduli sesama, atau malah sebaliknya?
Penulis: Umi Salama
Editor: Iqbal Shukri