
Amanat.id–Pembangunan “Landmark UIN Walisongo” di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam (FEBI) Universitas Islam Negeri (UIN) Walisongo yang berlangsung sejak 13 Oktober 2022, kini tengah menjadi sorotan mahasiswa karena dianggap mengganggu mobilitas civitas academica dan kegiatan perkuliahan.
Pembangunan Landmark UIN Walisongo berdampak pada ketidaknyamanan civitas academica yang melintas di sekitar FEBI. Hal ini didukung dengan keluhan dari salah satu mahasiswa UIN Walisongo, Ibnu Firmansyah.
“Pembangunannya kan di pinggir jalan, imbasnya jadi ke jalanan. Problem-nya ketika hujan lebat, tanah pembangunan itu mengalir sampai ke masjid depan (red. masjid kampus 3). Karena jalannya licin, saya jadi harus lebih berhati-hati karena takut jatuh,” terangnya kepada tim Amanat.id, Rabu (9/9/2022)
Keluhan juga dilontarkan oleh mahasiswa program studi (prodi) Manajemen, Eleven Kharisma Hawa. Lokasi Landmark UIN Walisongo yang berdekatan dengan gazebo FEBI dinilai mengganggu kenyamanan.
“Sejak adanya pembangunan, saya kurang nyaman setiap duduk di sana (red. gazebo FEBI). Akhirnya harus ke pendopo atau musala yang ramai dan sebenarnya sama-sama kurang nyaman,” keluh Risma.
Pembangunan Landmark UIN Walisongo Mengganggu Proses Perkuliahan
Mahasiswa program studi (prodi) Manajemen, Dzikri Hanif mengeluhkan pengaruh pembangunan Landmark UIN Walisongo terhadap kenyamanan proses perkuliahan.
“Jika berbicara tentang Landmark UIN Walisongo, saya tahu akan banyak hal positifnya, tapi proses pembangunannya bertepatan dengan agenda ujian. Suara bising dari alat beratnya mengganggu proses ujian,” keluh Hanif (10/9).
Salah satu dosen program studi Akuntansi Syariah, Ratno Agriyanto mengeluhkan
“Pada awal pembangunan, pembuatan fondasi itu ‘kan butuh alat berat. Suara bisingnya itu mengganggu kegiatan belajar,” keluhnya (11/9).
Menanggapi keluhan para civitas academica, Kepala Bagian Umum (Kabag), Muhammad Munif meluruskan penetapan waktu pembangunan Landmark UIN Walisongo yang ditengarai menjadi akar permasalahan.
“Kebijakan antara pihak proyek dan akademik itu berjalan sendiri-sendiri. Jadi, pembangunan Landmark UIN Walisongo memang tidak begitu mempertimbangkan waktunya akan bertabrakan dengan kegiatan akademik atau tidak. Namun, penentuan tanggalnya sudah menjadi kesepakatan berdasarkan perencanaan yang matang. Selebihnya, itu menjadi ketetapan pihak proyek saat proses lelang,” jelasnya (11/9).
Munif juga menjelaskan maksud pembangunan Landmark UIN Walisongo.
“Sama seperti monumen di gerbang kampus 3, Landmark UIN Walisongo nantinya sebagai simbol kemegahan dan keindahan UIN Walisongo. Landmark UIN Walisongo juga akan menjadi spot foto karena letaknya berdekatan dengan gedung yang sering digunakan wisuda (red. Auditorium II),” pungkasnya.
Reporter: Eka Rifnawati
Editor: Azhar Pahlevi