Di relung terdalam sanubari
Masih adakah namaku tertulis rapi?
Pada bagian bahagia
Yang sempat kau ciptakan berkali-kali
Agaknya tidak
Hilang sudah namaku
Tertimbun di antara rasa sakit,
Di antara banyak jiwa yang merasa mati
Meski rintih ini tak ‘kan terdengar selamanya
Namun, bolehkah aku meraung kecewa?
Mendamba kembali cita?
Sebab di sini sepi,
Meski ramai tapi jiwaku perih tak bertepi
Kemana harapan yang kulambungkan itu pergi?
Mengapa belum kembali?
Semarang, Juni 2024
Anindya Nazmi Khumaira (Warga Kampoeng Sastra Soeket Teki)