
Amanat.id – Kelompok 29 Kuliah Kerja Nyata (KKN) Mandiri Inisiatif Terpadu (MIT) Dari Rumah (DR) ke-13 Universitas Islam Negeri (UIN) Walisongo Semarang mengadakan webinar dengan mengusung tema “Pelecehan Seksual Kerap Terjadi: Kesetaraan Gender Sebatas Mimpi” sekitar pukul 09.20 WIB melalui zoom meeting, Kamis (27/01/2022).
Koordinator Lapangan KKN, Muhammad Nawa Syarafah menjelaskan bahwa tujuan diadakannya webinar guna memberikan pengetahuan serta pemahaman mengenai pentingnya persoalan kesetaraan gender.
“Melalui webinar ini, saya harap apa yang disampaikan nanti oleh para pembicara tentang tema hari ini dapat bermanfaat bagi teman-teman semua,” terang Nawa.
Dosen Pembimbing Lapangan KKN DR MIT Kelompok 29, Nur Syamsudin mengatakan bahwa tema kesetaraan gender merupakan sesuatu yang sifatnya sangat esensial dan demikian kompleks.
“Kita tahu bahwa persoalan kesetaraan gender pada masa kini menjadi hal yang sangat penting, kompleks dan terus meningkat di era-era publik,” tuturnya.
Ia juga menambahkan bahwa problem kesetaraan gender sebagai isu krusial yang tidak hanya ditujukan kepada perempuan.
“Baik perempuan maupun laki-laki tidak ada bedanya. Keduanya berhak mendapat kesetaraan gender,” tambahnya.
Kepala Pusat Studi Gender dan Anak (PSGA) UIN Walisongo Semarang, Titik Rahmawati, mengatakan bahwa kebijakan mengenai pencegahan dan penanganan kekerasan seksual telah diatur dalam Surat Keputusan (SK) Direktur Jenderal Pendidikan Islam (Pendis) Nomor 54 Tahun 2019.
“Adapun Surat Keputusan yang berkaitan dengan pencegahan dan penanganan kekerasan seksual terdapat dalam SK Dirjen Pendis nomor 54 Tahun 2019,” ungkapnya.
Beliau juga menyinggung bahwa UIN Walisongo sebagai kampus riset terdepan sekaligus kampus responsif gender juga concern terhadap pencegahan dan penanganan kekerasan seksual sesuai dalam pengimplementasian Surat Keputusan Rektor Nomor 300 tahun 2020.
“Kita perlu bangga bahwa UIN Walisongo ini sebagai kampus responsif gender yang mengimplementasikan SK Rektor mengenai pencegahan dan penanganan kekerasan seksual,” pungkas Titik.
Ia menyebutkan bahwa setidaknya ada delapan hal yang menjadi indikator kampus responsif gender. Salah satunya ialah kampus yang memiliki Lembaga Pusat Studi Gender dan Anak (LPSGA) seperti yang dimiliki UIN Walisongo saat ini.
Reporter: Eva Salsabila
Editor: Erlita Mirdza S