
Pernahkah merasa hidupmu begitu-begitu saja? Dibalut kehampaan, tanpa punya tujuan hidup yang Jelas. Hal ini seolah membuatmu berada dalam belenggu COVID yang berkepanjangan. Seakan merasa lelah, padahal tidak melakukan pekerjaan berat. Kondisi seperti ini dikenal dengan istilah languishing.
Melansir dari website Very Well Mind, languishing adalah kondisi mental yang membuat seseorang merasa gelisah, apatis, merasa tidak tenang, dan kurang motivasi dalam hidup. Istilah ini dicetuskan pertama kali oleh seorang sosiolog, Corey Keyes (2022) yang menjelaskan konsep languishing dan flourishing yang terkait dengan kesehatan mental. Konsep languishing berfokus pada tidak adanya emosi positif terhadap kehidupan yang dapat menyebabkan seseorang mengalami tantangan mental, emosional, dan relasional.
Menurut Psikolog dan dosen Fakultas Psikologi Universitas ‘Aisyiyah Yogyakarta, Ratna Yunita Setiyani Subardjo (2023), ada beberapa hal yang menandakan seseorang mengalami languishing. Seseorang akan tidak fokus ketika mengerjakan sesuatu serta gelisah akan masa depan.
Languishing bukanlah gangguan mental dan sifatnya hanya sementara, yaitu dalam hitungan hari atau minggu saja. Meskipun demikian, hal ini tidak bisa dipandang sebelah mata. Keadaan ini akan memunculkan anxiety atau kecemasan yang berlarut, hingga akhirnya berakibat pada kondisi fisik.
Languishing bisa diatasi dengan beberapa cara sederhana. Pertama, Mindfullness guna menyadari di mana kondisinya berada serta apa yang sedang dirasakan saat ini. Secara tidak langsung, mindfullness bisa menyadarkan seseorang untuk dapat menerima kondisi yang sedang dirasakan.
Kedua, mengerjakan apa yang disukai. Seseorang yang merasa hampa dan tidak punya tujuan hidup, bisa mencoba untuk refreshing dengan melakukan hobi atau hal yang disukai.
Ketiga, olahraga. Ritme sirkadian tubuh yang kurang bervariasi bisa menyebabkan pemikiran negatif atau perasaan hampa. Maka dari itu, seseorang membutuhkan olahraga untuk menyegarkan organ.
Keempat, menulis dan membakar. Orang yang mengalami languishing bisa melakukan terapi singkat dengan menulis hal-hal yang mengganggu pikiran dan perasaan. Kertas tersebut bisa dibuang atau dibakar setelahnya. Hal ini layaknya seolah membuang perasaan negatif yang mengisi hati dan pikiran.
Jika tidak terselesaikan, languishing akan membuat seseorang rentan terhadap masalah kesehatan mental di masa depan. Sangat penting bagi kita untuk mulai menyadari kehadiran languishing dan mengambil langkah untuk mengatasinya, seperti dengan tidak menganggap remeh permasalahan languishing, menjaga kesehatan mental, serta menentukan prioritas dari 3R (Refreshment, Rest, and Reward). Sebaiknya, jangan menganggap remeh suatu permasalahan yang berhubungan dengan diri sendiri. Segera cari solusi dan jangan berlarut berkepanjangan dalam kondisi yang tidak baik.
Revina Annisa Fitri