Dalam senyuman tersirat yang lembut di wajahnya
Tersimpan beban yang tak terlihat
Perempuan yang selalu siap sedia jiwa dan raga
Menjadi pelita dalam gelap malam pekat
Dia, sang pemberi tanpa pamrih
Merajut kebahagiaan dari senyuman orang lain
Tiada yang tahu
Ada air mata yang menetes diam-diam
Setiap harapan yang dia penuhi,
Adalah pengorbanan tanpa suara
Setiap rintihan yang dikeluarkan,
Tak pernah terdengar meski sepatah pun
Dalam kebahagiaan dan canda orang lain,
Dia sering lupa pada dirinya
Mengabaikan perasaannya…
Seakan semuanya menutup mata darinya
Perempuan yang tangguh dan tegar,
Namun rapuh di dalam sanubari.
Dia, yang selalu ingin menyenangkan,
Menggadaikan mimpinya sendiri.
Mungkin suatu hari dia akan berhenti,
Menatap langit dan bertanya pada angin
Apakah semua ini berarti?
Ataukah dia hanya melayang dalam mimpi yang tak mungkin?
Semarang, Juni 2024
Hasna Nurul Afifah (Warga Kampoeng Sastra Soeket Teki)