Amanat.id- Kelompok 59 Kuliah Kerja Nyata Regular Dari Rumah Ke-77 Universitas Islam Negeri Walisongo (KKN RDR 77 UIN Walisongo) adakan diskusi online Dakwah Kultural Walisongo Terhadap Perkembangan Pendidikan dan Budaya di Jawa. Acara berlangsung melalui Zoom meeting dan diikuti mahasiswa serta masyarakat di Indonesia. Selasa (09/11/2021).
Ketua Pelaksana, Mila Rida Amalia menjelaskan tujuan diadakannya diskusi ini untuk mengingatkan generasi muda supaya melestarikan warisan budaya, sastra, maupun maupun kesenian peninggalan Walisongo.
“Banyak masyarakat yang menganggap bahwa Islam itu hanya segala sesuatu yang berkaitan dengan budaya Arab, padahal para Walisongo ketika berdakwah tidak hanya menyiarkan tentang agama, tapi juga menekankan budaya. Sebagai generasi muda, sudah menjadi tanggung jawab kita untuk bisa melanjutkan dakwah-dakwah beliau, dan melestarikan warisan budaya, sastra, maupun kesenian peninggalan para walisongo,” ungkapnya.
Dosen Fakultas Dakwah dan Komunikasi (FDK) UIN Walisongo, Dedy Susanto menyampaikan sangat mudah sekali mengimplementasikan, mengamalkan dan membuat ajaran Walisongo tetap dikenang.
“Ketika berdakwah jangan menggunakan kata-kata yang buruk, jangan menggunakan kata-kata yang membuat kontroversi. Agar perjuangan mereka (Walisongo) tetap dikenang, kita jangan henti-hentinya menulis paper,” ucapnya.
Ia juga menjelaskan adat istiadat masyarakat Jawa dulu adalah sering kumpul dan makan bersama.
“Orang yang soleh kumpul-kumpul tidak apa-apa. Orang yang mabuk-mabukan juga pada kumpul, oleh Walisongo tidak di larang tapi di dekati,” lanjutnya.
Ia juga menambahkan, bentuk strategi dakwah Walisongo menggunakan dua strategi yakni Struktural dan Kultural.
“Strategi dakwah struktural yaitu dakwah yang dilakukan dengan pendekatan struktur, contohnya dakwah yang memanfaatkan susunan, jabatan maupun kepangkatan. Strategi dakwah Kultural yaitu dakwah yang menekankan pada budaya,” pungkasnya.
Reporter: Nur Rozikin