
Amanat.id – Debat kandidat calon ketua Dewan Eksekutif Mahasiswa (DEMA) Universitas yang diadakan oleh Komisi Pemilihan Mahasiswa (KPM) berlangsung ricuh. Debat tersebut berlangsung di Gedung Teatrikal Fakultas Sains dan Teknologi (FST), Kampus 3 Universitas Islam Negeri (UIN) Walisongo. Jumat, (07/01/2021).
Perwakilan Resimen Mahasiswa yang saat itu bertugas dilapangan, Yudha Bhakti membenarkan dengan ricuhnya debat kandidat tersebut.
Namun ia mengaku tidak tahu pasti penyebab dari kericuhan itu, karena dari awal persiapan Pemilu Mahasiswa (Pemilwa) pihaknya tidak ikut dilibatkan.
Akan tetapi sebagai keamanan pihaknya mencoba mencari tahu mengenai penyebab terjadinya kericuhan.
“Dari beberapa orang yang kami tanya, ada kesepakatan yang dilanggar sehingga hanya satu kandidat yang diterima karena yang lainnya terlambat mendaftar, sementara dari pihak panitia mengatakan kalau pendaftaran diperpanjang” ucapnya.
Hal tersebut dibenarkan oleh ketua Badan Pengawas Pemilwa (Bawaswa) Agung Prayoga yang mengiyakan kericuhan tersebut.
Ia mengatakan bahwa ada beberapa oknum yang membuat kegaduhan sehingga jalannya debat kandidat menjadi ricuh.
“Menjelang acara selesai saat Panelis sedang memberikan closing statement, salah seorang oknum menyela pembicaraan dengan nada tinggi yang akhirnya terjadi kericuhan” pungkasnya.
Namun, mengenai perihal keputusan sepihak, ia menyangkal hal tersebut, karena sebelumnya sudah disosialisasikan kepada partai yang besar kemungkinan akan menyalonkan kandidat.
“Karena masih ada yang perlu dikoreksi, dalam hal ini partai yang disangka dirugikan terkait timing pendaftaran. Namun, setelah dikroscek ternyata tidak keberatan. Sehingga keputusan yang diambil adalah tidak dibukanya perpanjangan pendaftaran. Hal ini, memandang dari sisi kronologis”, kata Agung ketika dihubungi oleh tim Amanat.id.
Reporter: Shafril Hidayat