![]() |
Ahmad Tajuddin sedang menyampaikan materi pada saat workshop berlangsung, Rabu (6/12). (Doc. Amanat / Ainun) |
Skmamanat.com – Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ) Pengembangan Masyarakat Islam (PMI) adakan Workshop Pemberdayaan dengan tema “Prespektif Kuliah Kerja Nyata Berbasis Kompetensi Perguruan Tinggi Negeri Kota Semarang”. Kegiatan ini merupakan serangkaian Ulang Tahun ke-5 Jurusan PMI, Rabu (6/12).
Bertempat di Auditorium 2 kampus III Universitas Islam Negeri (UIN) Walisongo Semarang, acara ini menghadirkan Fahmi Arifan sekretaris Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LP2M) Universitas Diponegoro dan Ahmad Tajuddin Arafat perwakilan dari LP2M UIN Walisongo.
Pada workshop tersebut Fahmi Arifan menjelaskan bahwa dalam prakteknya mahasiswa yang sedang KKN harus bisa memaksimalkan. Namun sebelum itu harus melakukan survei keadaan masyarakat dan pendampingan dari wali dosen.
“Mahasiswa yang melaksanakan KKN dituntut untuk kreatif, cakrawala-cakrawala harus di buka, dan hal-hal yang baik bisa diangkat dan diambil manfaatnya,” terangnya.
Menurut Ahmad Tajuddin Arafat, sebelum mahasiswa terjun langsung ke masyarakat atau memutuskan untuk mengambil KKN mahasiswa yang bersangkutan harus mengetahui prinsip menginterpretasikan masyarakat dan juga harus peka terhadap masalah pada masyarakat tersebut.
“Pengembangan masyarakat dalam melaksanakan KKN itu ada dua, pertama berasumsi masyarakat bermasalah karena dirinya sendiri. Kedua menjadikan masyarakat jadi dirinya sendiri,” tambahnya.
Sebagai anggota LP2M UIN Walisongo, Tajuddin juga menjelaskan bahwasanya di UIN Walisongo ini terdapat 2 jenis KKN yakni KKN mandiri dan KKN reguler.
“Kebanyakan mahasiswa UIN Walisongo sekarang lebih memilih untuk KKN mandiri, bukan karena kebutuhan atau keadaan masyarakat tetapi melainkan karena biayanya yang murah,” jelasnya.
Tajuddin berharap dalam pelaksanakan KKN mahasiswa lebih signifikan dan bergerak aktif serta menghilangkan prespektif bahwa KKN itu hanya untuk pindah tidur.
Reporter: Nur Ainun Latifah
Editor: Nailin Najjah
Editor: Nailin Najjah