Amanat.id – Ratusan Siswa SMP Negeri 17 Semarang berkunjung ke kantor Badan Pengawas Pemilu ( Bawaslu) Jawa Tengah untuk menyaksikan pameran Kartun Kawal Pemilu (Kakap), Jumat (7/10/2018).
Berdasarkan rillis yang diterima Amanat.id, ada ratusan siswa SMP Negeri 17 Semarang yang berkunjung ke Bawaslu. Mereka terdiri dari siswa kelas delapan dan sembilan.
Siswa kelas delapan Andika Dafa mengatakan, kunjungan ini sebagai edukasi dan sekaligus rekreasi pasca mengikuti Penilaian Akhir Semester (PAS).
“Selesai PAS, kami diajak guru seni rupa untuk menyaksikan pameran kartun,” kata Dafa.
Menurutnya, pameran kartun tersebut sangat menarik, motivatif dan edukatif. Diantaranya, kartun karya kartunis Darsono.
“Karya itu menampilkan visual penolakan terhadap praktik politik uang. Menyuap pemilih itu tidak baik. Karena termasuk pelanggaran dalam pemilu,” katanya.
Siswa lain, Aura Syifa Salsabila mengatakan, melalui gambar kartun tersebut ia mendapatkan wawasan baru tentang pengawasan Pemilu, bahwa Pemilu perlu diawasi untuk meminimalisir kecurangan.
“Kecurangan itu misalnya praktik politik uang dan serangan berita hoaks,” katanya.
Guru seni rupa SMP Negeri 17 Semarang Suratno berharap, kunjungan tersebut dapat memberikan pemahaman tentang pengawasan Pemilu. Karena edukasi sejak dini itu penting untuk bekal mereka kedepannya.
“Harapanya dengan kunjungan ini, kedepannya mereka dapat memahami pengawasan pemilu. Sehingga dapat meminimalisir berita fitnah, isu sara dan berita hoaks,” harapnya.
Anggota Bawaslu Jawa Tengah Rofiuddin menuturkan, Pameran “Kakap” yang berlangsung 24 November hingga 8 Desember 2018, melibatkan seniman kartun di Jawa Tengah yang tergabung dalamg Komunitas Gold Pencil.
“Ada sekitar 30 karya yang dipamerkan. Karya itu dipilih dari 100 karya kartunis yang mengikuti workshop pada 17 November 2018 lalu,” tuturnya.
Rofi berharap, melalui Kartun Kawal Pemilu masyarakat bisa terlibat ikut mengawasi secara mandiri terhadap potensi kecurangan-kecurangan selama pelaksanaan pemilu.
“Persaingan tidak sehat antar elite partai tidak dapat dihindari. Maka dari itu saya berharap masyarakat dapat berpartisipasi dalam pengawasan pemilu,” harap Rofiuddin.
Reporter: Naili Ikalista