
Amanat.id- Posko 44 KKN MIT UIN Walisongo Semarang mengadakan sosialisasi pencegahan stunting bagi masyarakat yang bertempat di Balai Desa Karangasem, Kab. Demak. Senin, (27/1/2020).
Acara yang bertemakan Meningkatkan Kesadaran Masyarakat dalam Pencegahan Bahaya Stunting di Balai Desa Karangasem ini menghadirkan dua Ahli Gizi dari Puskesmas dua Sayung, yakni Galih Syevi dan Maulida NS.
Koordinator Desa posko 44 Ilham Afaf mengatakan bahwa melihat data dari Dinas Komunikasi dan Informatika Kabupaten Demak yang menyebutkan angka prevalensi stunting diwilayahnya yang mencapai 50,23 persen maka pihaknya mengadakan sosialisasi tersebut.
“Tentu kita harus berperan aktif dan membuat program yang menyentuh problem di masyarakat,” pungkasnya.
Salah satu Ahli Gizi Galih Syevi mengatakan, stunting mengakibatkan penurunan kualitas kesehatan dan intelegensi yang sulit diperbaiki jika anak sudah melewati usia dua tahun.
Ia menyebutkan, stunting disebabkan lantaran kurangnya asupan nutrisi, gizi, pola asuh, dan sanitasi lingkungan.
“Untuk itu, salah satu kunci dari pencegahan stunting adalah memantau berat dan tinggi badan anak serta memenuhi kebutuhan gizi dalam masa 1000 Hari Pertama Kehidupan mereka,” sebutnya.
Selain itu, pihaknya juga menyebutkan kasus stunting di kecamatan Sayung pada 2019 lalu sebanyak 29,7 persen dari total 8.580 balita.
“Di Puskesmas satu Sayung kemarin terdata 19,26 anak menderita stunting dari 3.879 balita. Sedang, di Puskesmas dua lebih rendah, yakni 9,81 persen dari 4.701 balita,” ungkapnya.
Sementara itu, untuk kasus stunting di desa Karangasem sendiri ditemukan 47 kasus dari total 404 balita.
“Secara keseluruhan angka stunting fluktuatif di kecamatan Sayung,” katanya.
Perangkat desa Karangasem, Mufid mengaku terbantu atas kegiatan tersebut. Selama ini, pihaknya mengakui mengalami kesulitan dalam mendeteksi gejala anak terkena stunting.
“Berkat kegiatan ini, semoga turut membantu kami untuk melakukan pencegahan dini,” katanya.
Reporter: Muhammad Shafril Hidayat