
Amanat.id- Direktur Jenderal Sains dan Teknologi Kemdiktisaintek Republik Indonesia (RI), Ahmad Najib Burhani sampaikan Orasi Ilmiah pada Pengenalan Budaya Akademik dan Kemahasiswaan (PBAK) Universitas Islam Negeri (UIN) Walisongo Semarang di Auditorium 2 Kampus 3, Selasa (12/08/2025).
Ahmad Najib sampaikan poin utama bekal mahasiswa baru dalam dunia perkuliahan yaitu konsisten.
“Tidak harus menjadi murid terbaik tapi lakukanlah hal dengan konsisten, karena konsistensi dalam disiplin keilmuan yang anda pilih akan mengangkat derajat untuk gerbang masa depan yang lebih baik,” tuturnya.
Ia mengutip perkataan Arsene Wenger, pelatih Arsenal bahwa seseorang tidak bisa ahli dalam segala bidang, namun harus memilih salah satu.
“Kalian tidak akan bisa menjadi goalkeeper, defeder dan lain-lainnya, tapi kalian harus mengasah salah satunya, sehingga ahli pada bidang tersebut,” tegasnya.
Ia menyampaikan pentingnya menulis demi sebuah riset untuk kemanusiaan dan peradaban.
“Sesuai dengan tema, untuk sebuah riset maka penting untuk memulainya dengan menulis. Dengan menulis kita dapat menstrukturkan pemikiran dan sebuah peradaban,” lanjutnya.
Menurutnya, tulisan riset membutuhkan proses sistematik melalui telaah riset-riset yang sudah ada.
“Riset itu research, terus mencari dan menggali curiosity. Artinya, tulisan yang sudah ada kemudian dikembangkan dengan teori, dengan sistematika, analisis dan sebagainya,” katanya.
Lanjutnya, tulisan riset perlu adanya prespektif baru dan mengadirkan jawaban dari permasalahan.
“Perlu adanya sebuah perspektif baru yang diberikan yang diawali pertanyaan dan upaya analisis tentang persoalan, dan kalau bisa mampu memberikan jawaban atas persoalannya,” katanya.
Ia juga menyampaikan dampak positif dan negatif gawai dalam proses belajar di perkuliahan.
“Gadget yang digenggaman kita selain membawa kemudahan juga membawa penghalang seperti brain rot (pembusukan otak) karena informasi yang berlebihan,” ujarnya.
Ahmad Najib juga menyampaikan akibat dari brainrot, mulai dari gangguan tidur hingga stres.
“Brainrot tentunya menjadi penghalang karena akibatnya akan mengalami gangguan tidur, konsentrasi berkurang, stres, hingga penurunan daya kritis mahasiswa,” ucapnya.
Ia menuturkan kontrol diri sangat diperlukan agar bisa bermanfaat untuk orang lain.
“Kalau kita tidak bisa mengontrol diri kita dari gadget bagaimana kita bisa memberi manfaat untuk orang lain,” jelasnya.
Ia menyampaikan pentingnya berwawasan global.
“Penting untuk berwawasan dan belajar memiliki banyak perspektif agar tulisan kita dapat dikenal dunia global,” tutupnya.
Reporter: Irbah Fatin
Editor: Azkiya Salsa Afiana