• Tentang Kami
  • Media Partner
  • Pedoman Media Siber
  • Redaksi
Selasa, 28 Maret 2023
  • Login
Amanat.id
  • Warta
    • Varia Kampus
    • Indepth
    • Seputar Ngaliyan
    • Regional
    • Nasional
  • Sastra
    • Cerpen
    • Puisi
  • Artikel
    • Esai
    • Opini
    • Mimbar
    • Kolom
    • Rak
    • Sinema
  • Milenial
    • Kesehatan
    • Teknologi
    • Melipir
  • Sosok
  • Akademik
  • Lainnya
    • Epaper
      • Tabloid Amanat
      • Soeket Teki
      • Buletin Amanat
      • Bunga Rampai
    • Ormawa
    • Jejak Amanat
No Result
View All Result
  • Warta
    • Varia Kampus
    • Indepth
    • Seputar Ngaliyan
    • Regional
    • Nasional
  • Sastra
    • Cerpen
    • Puisi
  • Artikel
    • Esai
    • Opini
    • Mimbar
    • Kolom
    • Rak
    • Sinema
  • Milenial
    • Kesehatan
    • Teknologi
    • Melipir
  • Sosok
  • Akademik
  • Lainnya
    • Epaper
      • Tabloid Amanat
      • Soeket Teki
      • Buletin Amanat
      • Bunga Rampai
    • Ormawa
    • Jejak Amanat
No Result
View All Result
Amanat.id

William Shakespeare dan Hakikat Kehidupan Sebagai Panggung Sandiwara

Seringkali kebenaran terkait kehidupan dianggap sebagai sebuah panggung sandiwara itu memang terjadi. Di mana kita manusia berposisi sebagai aktor, bagi kehidupan kita sendiri.

Zulfiyana Dwi by Zulfiyana Dwi
2 tahun ago
in Esai
0
Sumber ilustrasi: benfren.com

Tak bisa dipungkiri dalam kehidupan kita sering terjebak dalam simbol-simbol kehidupan. Seperti susah-senang, sehat-sakit, miskin-kaya, kuat-lemah dan simbol-simbol lainnya.

Bahkan terkadang kita hanya terlena dengan simbol kata, definisi yang kita percayai. Misal orang yang memiliki fisik yang utuh dan semuanya berfungsi dianggap lebih sempurna dengan kelebihannya. Begitu sebaliknya mereka yang dalam hal fisik kurang, dianggap kurang sempurna.

Seperti pernah suatu ketika saya menyaksikan di salah satu stasiun televisi, seorang penyandang disabilitas mahir dalam memainkan gitar. Meskipun pada kedua tangannya tidak memiliki jari.

Sungguh nalar saya terlumpuhkan oleh aksi tersebut. Sebab, orang yang dikaruniai fisik yang lengkap dan berfungsi, banyak yang tidak bisa memainkan gitar.

Sepenggal kisah saya tersebut kiranya dapat diambil sebagai sebuah gambaran dan pelajaran bahwa memang kita sedang hidup dalam panggung sandiwara. Dalam konteks kemampuan tersebut, saya terjebak pada simbol indikator yang salah. Bahwa meskipun dalam keadaan kekurangan pun seseorang bisa berbuat lebih dari yang dianggap sempurna.

Baca juga

Utopia Harapan

Bahaya Flexing di Media Sosial

Lenyapnya Identitas Kearifan Lokal dalam Arus Modernitas

Hal itu merupakan salah satu contoh kecil, simbol kehidupan yang ada telah mengelabuhi kita.

Seolah kebenaran terkait kehidupan dianggap sebagai sebuah panggung sandiwara itu memang terjadi. Di mana kita manusia berposisi sebagai aktor, bagi kehidupan kita sendiri. Maka tak lebih untuk menjadi aktor, meskipun dikaruniai fisik yang kurang pun kita tetap bisa mengalahkan aktor lain yang memiliki kondisi lengkap dan berfungsi. Hanya tergantung bagaimana dan sejauh mana kita berusaha untuk menjadi aktor terbaik.

Sebelumnya istilah kehidupan sebagai panggung sandiwara kiranya telah dikenalkan oleh William Shakespeare melalui naskah dramanya yang berjudul As You Like It. Dalam naskahnya ia mengumpamakan dunia sebagai sebuah panggung sandiwara dan kehidupan manusia seperti sebuah sandiwara.

Di dalam naskah tersebut pun juga diterangkan bahwa terdapat tujuh tingkatan usia manusia, yaitu: bayi, anak sekolah, pecinta, prajurit, keadilan, pantaloon, dan masa kanak-kanak kedua, “tanpa gigi, tanpa mata, tanpa rasa, tanpa semuanya”. Dijelaskan bahwa sejak manusia lahir, manusia telah memasuki dunia teater dan terus berakting sesuai usia mereka hingga usia tua mereka ketika episode yang terakhir dimainkan.

Tentu benar seperti yang sering kita dengar bahwa hidup adalah panggung sandiwara. Meski garis besar alur cerita dan konsekuensi setiap peran telah ditentukan, namun tidak menutup kemungkinan sang aktor mampu bersikap diluar skenario.

Sering kali seseorang merasa tidak puas dengan alur ceritanya, sehingga memaksakan diri untuk bertindak di luar jalurnya. Seolah menolak fakta bahwa hidup memang begini adanya.

Dari sini kita dapat belajar bahwa hidup ini tidak sepenuhnya tentang kebenaran. Banyak manusia bersikap palsu untuk menghadapi persoalan dalam drama hidup. Karena setiap orang memiliki sisi lain di dalam dirinya. Dan menjadi aktor terbaik atas dirinya pula.

Penulis: Zulfiyana Dwi H

  • 0share
  • 0
  • 0
  • 0
  • 0
Tags: kehidupansandiwara kehidupansimbol kehidupanwilliam shakespeare
Previous Post

[Indepth] Dari Lembah Terorisme ke “Misi” Suci Deradikalisasi

Next Post

Mengapa Orang Begitu Bodoh setelah Mengenal Cinta?

Zulfiyana Dwi

Zulfiyana Dwi

Related Posts

Utopia Harapan
Esai

Utopia Harapan

by Agung Prastio
2 Maret 2023
0

...

Read more
flexing di media sosial

Bahaya Flexing di Media Sosial

13 November 2022
kearifan lokal

Lenyapnya Identitas Kearifan Lokal dalam Arus Modernitas

25 Oktober 2022
Manusia yang ingin bebas, Manusia dan Kehendaknya untuk Bebas

Manusia dan Kehendaknya untuk Bebas

19 September 2022
Ilustrasi warna pelangi yang menjadi ikon LGBT. (Sumber: Pixabay)

Fenomena LGBT di Indonesia

9 September 2022

ARTIKEL

  • All
  • Kolom
  • Mimbar
  • Rak
  • Sinema
  • Opini
Aksi Tolak Perppu Ciptaker

Tolak Perppu Ciptaker, Mahasiswa dan Masyarakat Penuhi Halaman Gedung DPRD Jateng

14 Maret 2023
Sugiono di UIN Walisongo

Sugiono: Pemuda Memegang Peran Penting dalam Fase Sejarah

28 Februari 2023
Risya Runia

Risya Runia: 4 Cara Menjadi Beauty Influencer TikTok

28 Februari 2023
Nur Rohman, Integritas dan Sinergitas, UIN Walisongo

Nur Rohman: Integritas Harus Disinergikan dengan Kemampuan dan Kemauan

24 Maret 2023
Load More
Amanat.id

Copyright © 2012-2024 Amanat.id

Navigasi

  • Tentang Kami
  • Media Partner
  • Pedoman Media Siber
  • Redaksi

Ikuti Kami

  • Login
  • Warta
    • Varia Kampus
    • Indepth
    • Seputar Ngaliyan
    • Regional
    • Nasional
  • Sastra
    • Cerpen
    • Puisi
  • Artikel
    • Esai
    • Opini
    • Mimbar
    • Kolom
    • Rak
    • Sinema
  • Milenial
    • Kesehatan
    • Teknologi
    • Melipir
  • Sosok
  • Akademik
  • Lainnya
    • Epaper
      • Tabloid Amanat
      • Soeket Teki
      • Buletin Amanat
      • Bunga Rampai
    • Ormawa
    • Jejak Amanat
No Result
View All Result

Copyright © 2012-2024 Amanat.id

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
Send this to a friend