Amanat.id- Kasus mengenai kontak WhatsApp yang meneror mahasiswa Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) sedang marak diperbincangkan. Kasus ini dimulai sejak awal September
dan masih berlanjut hingga Rabu, (21/09/22).
Pada awalnya, pelaku meminta pulsa kepada sejumlah mahasiswa FITK melalui WhatsApp dan memasang foto profil dengan mengatasnamakan Rektor Universitas Islam Negeri (UIN) Walisongo, Imam Taufiq.
Selanjutnya, pelaku mulai meretas akun WhatsApp beberapa dosen FITK dan mengirim pesan melalui grup kelas. Beberapa mahasiswa langsung membalas pesan karena mengira bahwa itu dosen asli.
Mahasiswa yang membalas pesan di grup, mendapat pesan pribadi dari pelaku yang mengatasnamakan dosen tersebut. Bahkan ada beberapa mahasiswa FITK yang sudah tertipu dan mengirimkan pulsa.
Anehnya, saat mencoba menghubungi dosen yang bersangkutan WhatsApp mahasiswa tersebut langsung diblokir.
Amelia Novianti, mahasiswa program studi Pendidikan Agama Islam (PAI) mengaku curiga karena pesan yang dikirimkan tidak logis.
“Pesan tersebut dikirim jam empat pagi, saya curiga bahwa pesan itu bukan dosen asli, tetapi saya tetap menjawab dengan bahasa yang sopan. Sebaiknya kita berpikir logis dulu sebelum bertindak,” ujarnya.
Lebih lanjut, setelah kasus tersebut dilaporkan, pimpinan Dewan Eksekutif Mahasiswa (Dema) FITK dan bagian Hubungan Masyarakat (Humas) UIN Walisongo mengimbau kepada para mahasiswa agar lebih hati-hati, karena hal ini termasuk kasus pencemaran nama baik.
Nazih Sadatul Kahfi, Ketua Dema FITK UIN Walisongo memberi tanggapan mengenai kasus ini.
“Pembajakan akun WhatsApp ini melibatkan tiga dosen FITK. Di antaranya, Raharjo, Moh. Erfan Soebahar, dan Widodo Supriyono. Kasus tersebut masih berlangsung hingga sekarang, karena belum ditemukan siapa pelakunya,” ucapnya.
Ia menambahkan, kasus ini bisa dijadikan pelajaran untuk kita semua. Karena, kejahatan di media sosial kini semakin kejam.
“Saya berharap kasus ini dapat di proses hingga ke ranah hukum UU ITE atas kasus pelecehan dan kasus ini tidak terjadi lagi di fakultas lain, semoga pelakunya segera terungkap,”
pungkasnya.
Reporter: Kumala Nur A.
Editor: Lawinda