
Membahas wanita adalah pembahasan yang seperti kuota unlimited alias tak akan lekang oleh waktu. Itu terjadi karena masih adanya hal-hal yang selalu diperdebatkan di perjalanan hidup manusia, dulu hingga kini. Ibarat kata, wanita masih menjadi manusia dengan seribu satu misteri yang belum bisa terpecahkan.
Lalu, Bagaimana sebenarnya kodrat wanita itu?
Dalam sebuah kajian, KH Baharuddin Nur Salim atau akrab disapa Gus Baha’ pernah menyampaikan bahwa wanita diciptakan oleh Allah sebagai makhluk yang selalu ingin disayang dan dikasihi. Gus Baha juga menyebutkan bagaimanapun watak wanita fitrahnya adalah berhias. Sedangkan fitrah laki-laki adalah menjadi penegak kebenaran dan pelindung bagi wanitanya.
Gus Baha juga memberikan beberapa pernyataan yang menguatkan bagaimana agama begitu mengistimewakan seorang wanita atau istri berdasarkan kajian tafsirnya.
Di beberapa literature, Islam menyebutkan bahwa kodrat dari wanita secara fungsinya adalah mengandung, melahirkan, dan menyusui. Sedangkan di Jawa mengartakan bahwa kodrat wanita adalah “macak, manak, dan masak”.
Dari beberapa pandangan di atas, dapat dikaitkan sebuah pernyataan bahwa wanita adalah makhluk yang terkait dengan kasih sayang dan pemberdayaan. Pemberdayan untuk keluarga melalui yang dilakukannya.
Dapatkah wanita lebih mandiri?
Pada realitasnya, tidak semua wanita suka dan selalu terkait dengan bermanja-manjaan, atau hal tentang rumah tangga saja. Ada beberapa dari mereka yang lebih suka membantu, dan berbagi tugas dengan pasangannya bahkan di ranah sosial.
Sebagai contoh Dewi Sartika, meskipun ia adalah keturunan keluarga ternama di Sunda, dan telah menikah dengan seorang Raden, beliau tetap menjalani hobi mengajarnya yang telah ditekuni sejak masih remaja. Saat ikut pindah suami ke Bandung, Dewi Sartika mendirikan sekolah bernama sekolah Isteri di Pendopo Kabupaten Bandung. Berkat kegigihan sekolah yang dibangun beliau terus berkembang hingga pada tahaun 1912 sudah ada sembilan sekolah yang tersebar dipenjuru Jawa Barat.
Dalam catatan sejarah tak hanya Dewi Sartika, ada pula R.A. Kartini dan Cut Nyak Dien dengan kisah kegigihannya sendiri dengan tanpa melalaikan tugasnya sebagai seorang istri dan ibu rumah tangga Dewi Sartika menjalani karirnya. Ibarat sudah menjadi budaya, kodrat dan tugas istri yang melekat dalam diri wanita indonesia bukan hanya mengurus anak dan rumah tangga. Banyak diantara mereka yang menjadi wanita multitalenta.
Memandang hal tersebut memang tidak ada yang salah. Toh tidak ada pula hukum yang melarang seorang istri untuk menjadi pribadi yang mandiri dan tangguh. Asalkan yang perlu diperhatikan adalah harus tahu batasannya. jangan sampai kodratnya sebagai wanita terlalaikan.
Penulis: Liviana Mukhayatul Khoiroh