Amanat.id- Aksi pencurian kamera yang melibatkan mahasiswa Fakultas Sains dan Teknologi (FST) UIN Walisongo membuat gempar civitas akademika.
Mengetahui hal itu, Wakil Rektor III UIN Walisongo, Semarang Hasan Asy’ari Ulama’i menegaskan jika UIN Walisongo memiliki kode etik dan harus di patuhi seluruh civitas akademika.
Dirinya juga membenarkan bahwa siapapun yang melanggar pasti akan diproses.
“Kampus sudah punya kode etik, otomatis pelanggaran berat terhadap kode etik akan dipindah oleh kampus,“ tegasnya saat diwawancarai tim Amanat.id, Senin (8/4/2024).
Berdasarkan, lanjutnya, Berita Acara Pemeriksaan (BAP) nantinya akan dilakukan sidang oleh tim etik khusus yang diutus Rektor UIN Walisongo.
“Kita akan dapat laporan berdasarkan BAP, nanti disidangkan oleh tim etik yang diutus oleh rektor. Setelah itu berpindah untuk ditetapkan bagaimana putusannya,“ tuturnya.
Dirinya menghimbau supaya tidak berandai terlebih dahulu. Selain itu, sambungnya, untuk lebih fokus pada data dan fakta yang ada di berita yang berdasarkan lapangan, supaya dapat dipikirkan dan dilihat dengan jelas.
“Menunggu sidang. Saya juga belum tahu, jadi jangan berandai-andai terlebih dulu,“ ucapnya.
Mengaku baru tahu dari berita yang diterbitkan SKM Amanat, Wakil Rektor menegaskan akan ada tim investigasi di Tempat Kejadian Perkara (TKP).
“Saya juga baru tahu, baru SKM Amanat yang menelusuri. Nanti akan meminta tim untuk melakukan investigasi, berdasarkan laporan di TKP,“ ungkapnya.
Di sisi lain, dirinya mengungkapkan bahwa setiap manusia harus disiplin berdasarkan hukum, dan hukum juga harus jelas. Jika tidak jelas bisa terpecah nantinya.
“Disiplin berdasarkan hukum. Namanya manusia tetap ada yang nakal ada yang gak. Hukum juga harus jelas, kalau tidak ya nanti akan terbelah hukum,“ katanya.
Di akhir wawancara, Dirinya berharap kepada mahasiswa UIN Walisongo untuk selalu kritis, namun bukan berdasarkan hoaks.
“Siapapun harus menjaga nama baik UIN Walisongo, itu komitmen kita dengan menjaga akhlaknya. Lalu, sebagai aktivis, wartawan, kita berharap kritis tapi bukan menyebar hoaks,“ tutupnya.
Reporter: Rahmat Setiawan
Editor: Eka Rifnawati