Amanat.id- Walisongo Sport Club (WSC) sempat menyatakan pengunduran diri sebagai penanggung jawab (PJ) Kontes Prestasi Ilmiah, Olahraga, dan Seni (Korelasi) 2022, beberapa cabang olahraga (cabor) tetap dilaksanakan.
Saat diwawancarai Amanat.id pada Sabtu (8/10/2022), salah satu atlet tenis meja, Asfa Nur Fadhila mengaku tidak mengetahui adanya pembatalan terkait cabor yang dia ikuti.
“Penanggung jawab caborku bahkan tidak memberikan informasi apa-apa. Aku malah tahunya dari SKM Amanat, kalau caborku batal karena kekurangan dana,” jelasnya.
Pengunduran diri sejumlah Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) tersebut sudah menjadi kesepakatan beberapa UKM. Hal tersebut juga diakui oleh ketua WSC, Muhammad Ulil Albab.
“Karena masalah anggaran, akhirnya WSC dan beberapa UKM lain sepakat untuk mengundurkan diri. Kami benar-benar tidak sanggup, apalagi risiko yang ditanggung terlalu banyak, sedangkan dana yang cair tidak sepadan,” ucapnya.
Informasi absennya WSC dalam Korelasi ternyata menuai penolakan dari beberapa Dewan Eksekutif Mahasiswa Fakultas (Dema-F). Ulil juga mengakui bahwa WSC mendapat desakan dari beberapa Dema-F untuk tetap menyelenggarakan cabor Korelasi 2022.
“Setelah mengundurkan diri, entah bagaimana beredarnya informasi itu, beberapa ketua Dema-F dan UKM Sport fakultas langsung menghubungi saya, mendesak WSC buat tetap ikut Korelasi 2022,” imbuhnya.
Kronologi WSC Kembali Bergabung dalam Korelasi 2022
Menyikapi hal tersebut Ketua panitia korelasi Fakultas Sains dan Teknologi (FST), Rizki Agung menyampaikan pernyataannya tentang pentingnya kehadiran cabor.
“Harus ada cabor dari WSC, karena kalau WSC absen sama saja tidak ada Korelasi,” terangnya.
Demi terselenggaranya cabor dalam acara korelasi, Rizki mengungkapkan beberapa fakultas bahkan bersedia membantu memenuhi fasilitas perlombaan meskipun anggaran fakultas sendiri terbatas.
“Karena dana cair dari Dema-U sendiri tidak sesuai Rencana Anggaran Belanja (RAB) dan kita kewalahan untuk membantu WSC,” imbuh Rizki.
Menindaklanjuti desakan tersebut, panitia korelasi beserta Dema-F mengadakan rapat darurat tertutup dengan WSC tanpa mengundang UKM lain yang mengundurkan diri.
“Kita sudah sepakat di awal untuk satu rasa, mengundurkan diri. Namun, merespon rapat darurat tertutup dari Dema-F saya tetap mengajak UKM lain untuk mencari jalan keluar bersama. Meski mereka menolak, karena merasa tidak diundang. Namun, rapat tetap berjalan dan menghasilkan WSC dan PSHT yang terealisasi dalam Korelasi 2022 dengan alasan peserta dan juri yang sudah siap,” terangnya.
Kekecewaan UKM Lain
Meskipun demikian, hal tersebut menuai tanggapan negatif dari beberapa UKM lainnya yang mengundurkan diri. Ketua UKM Mahasiswa Walisongo Pecinta Alam (Mawapala), Rizki Ariyadin menyayangkan tidak terwujudnya kesepakatan di awal.
“Padahal dari awal kita sudah sepakat untuk mengundurkan diri, tetapi pada akhirnya kenapa WSC dan PSHT tetap menyelenggarakan perlombaan?” sesalnya.
Reporter: Eka Rifnawati
Editor: Khasan Sumarhadi