Skmamanat.com – UIN Walisongo menggelar Halaqah Ulama Perempuan se-Jawa. Mengusung tema “Meneguhkan Gerakan Ulama Perempuan dalam Pengarusutamaan modernisasi Islam,” acara itu diseleggarakan selama Tiga hari di Auditorium 1 UIN Walisongo. Dihadiri oleh ulama perempuan dari berbagai daerah di Jawa, acara tersebut berlangsung hari dari Selasa sampai Kamis, (27-29/3/2018).
Dalam sambutannya, Rektor UIN Walisongo Muhibbin mengatakan, sebenarnya ulama perempuan itu lahir bersamaan dengan ulama laki-laki. Hanya saja keberadaannya tertutupi. Sebab dulu kebanyakan ulama laki-lakilah yang banyak lebih mencolok dengan adanya karya tulisan. Untuk itulah forum dibentuk untuk pengarusutamaan gender dan pemberdayaan perempuan pada pendidikan keagamaan Islam.
“Ulama perempuan itu sudah ada sejak zaman Nabi Muhammad. Jadi jangan beranggapan bahwa adanya ulama perempuan ini sesuatu yang bid’ah,” tegasnya.
Pada acara pembukaan Halaqah Selasa, (27/03) Ahmad Zayadi sebagai pembicara menjelaskan perbedaan istilah ulama perempuan dan perempuan ulama. Perempuan ulama merupakan para perempuan yang menjadi bu nyai karena bersuamikan pak kiai.
“Kalau istilah ulama perempuan, konteksnya lebih luas. Tidak menutup kemungkinan para kiai yang memikirkan pemberdayaan perempuan untuk menjadi ulama. Sehingga terciptalah kesetaraan gender,” terangnya.
Zayadi berharap diselenggarakannya Halaqah ini bukan sekedar sebagai forum silaturahim para bu nyai. Tapi juga sebagai forum diskusi mengembangkan sumber daya perempuan dilihat dari perspektif ideologis. Dimana para perempuan memiliki latar belakang keahlian masing-masing dalam pengarusutamaan modernisasi Islam yang kemudian bisa diapresiasi sebagai ulama perempuan.
Ia merasa bukan hanya Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak yang selalu mencanangkan kesetaraan gender. Lembaga-lembaga lain juga mendukung adanya kesamaan hak antara laki-laki dan perempuan.
“Insyaallah kami dari lembaga Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren akan mendukung kegiatan-kegiatan yang terkait pengarusutamaan perempuan dan modernisasi Islam agar kedepannya bisa berkembang” tuturnya sebelum menutup pembicaraan.
Reporter: Liviana M. K
Editor: Nailin Najjah