• Tentang Kami
  • Media Partner
  • Pedoman Media Siber
  • Redaksi
  • Advertorial
  • Kontak
Senin, 16 Juni 2025
  • Login
Amanat.id
  • Warta
    • Varia Kampus
    • Indepth
    • Seputar Ngaliyan
    • Regional
    • Nasional
  • Sastra
    • Cerpen
    • Puisi
  • Artikel
    • Esai
    • Opini
    • Mimbar
    • Kolom
    • Rak
    • Sinema
  • Milenial
    • Kesehatan
    • Teknologi
    • Melipir
  • Sosok
  • Akademik
  • Lainnya
    • Epaper
      • Tabloid SKM Amanat
      • Soeket Teki
      • Buletin SKM Amanat
      • Bunga Rampai
    • Ormawa
    • Jejak Amanat
No Result
View All Result
  • Warta
    • Varia Kampus
    • Indepth
    • Seputar Ngaliyan
    • Regional
    • Nasional
  • Sastra
    • Cerpen
    • Puisi
  • Artikel
    • Esai
    • Opini
    • Mimbar
    • Kolom
    • Rak
    • Sinema
  • Milenial
    • Kesehatan
    • Teknologi
    • Melipir
  • Sosok
  • Akademik
  • Lainnya
    • Epaper
      • Tabloid SKM Amanat
      • Soeket Teki
      • Buletin SKM Amanat
      • Bunga Rampai
    • Ormawa
    • Jejak Amanat
No Result
View All Result
Amanat.id

Tumpulnya Pemahaman Banyak Anak Banyak Rezeki

Kesalahpahaman pepatah banyak anak banyak rezeki diasumsikan bahwa jumlah anak berbanding lurus dengan potensi produksi oleh masyarakat pada zaman dulu

Redaksi SKM Amanat by Redaksi SKM Amanat
1 tahun ago
in Opini
0

Baca juga

Kehidupan Setengah Hati demi Asupan Instastory

Ketika Sibuk Dianggap Prestasi, Burnout Dinormalisasi

Student Loan, antara Harapan dan Jebakan

Banyak anak banyak rezeki, Pepatah, Pepatah banyak anak banyak rezeki, Sejarah pepatah banyak anak banyak rezeki, Kesalahpahaman pepatah jawa, Pepatah jawa
Ilustrasi keluarga bahagia (istockphoto.com)

“Banyak anak banyak rezeki”

Itulah pepatah yang sering terdengar di telinga masyarakat umum. Bermula ketika Perang Diponegoro (1825-1830) yang mengorbankan kurang lebih 200 ribu nyawa. Karena hal itu, belanda berutang 32 juta gulden.

Van Den Bosc, yang saat itu adalah Gubernur Jenderal Hindia Belanda mengusulkan sistem tanam paksa (cultuurstelsel) untuk menyelamatkan krisis ekonomi.

Yang dibutuhkan bukan hanya soal prasarana, melainkan tenaga kerja yang berlimpah serta murah. Masyarakat diberikan tanah agar nantinya bisa menagih pajak yang kemudian diganti dengan tanam paksa. Pajak itu memberatkan petani, sehingga mereka cenderung ingin punya keluarga yang banyak agar bisa menggarap tanah.

Jika ditelisik kembali, terdapat beberapa faktor yang melatarbelakangi pepatah banyak anak banyak rezeki. Ada perbedaan antara realitas zaman dahulu dengan sekarang dan keterkaitan mengapa anak dikatakan sebagai rezeki.

Dahulu, mayoritas masyarakat Jawa berasal dari kalangan agraris. Dalam hal ekonomi, menjadi petani merupakan profesi utama untuk mencari nafkah. Ada dua pola utama yang menjadikan syarat penting dalam pola ekonomi agraris. Pertama, tanah atau lahan. Kedua Sumber Daya Manusia (SDM).

Dengan memakai sudut pandang sederhana, maka kehadiran anak di kalangan orang tua petani memiliki anggapan sebagai modal berbentuk SDM.

Semakin banyak anak yang dimiliki, semakin banyak pula rezeki yang diperoleh. Karena SDM yang membantu produksi di sawah juga bertambah. Kesalahpahaman pepatah ini diasumsikan dengan jumlah anak berbanding lurus dari potensi produksi di sawah.

Kesiapan Sebelum dan Sesudahnya

Melihat kalangan pekerja sekarang sudah masuk pada zaman industrialisasi, di mana kompetensi pekerja ditentukan oleh skill yang ia punya. Seseorang harus memiliki pengetahuan dan keterampilan khusus yang spesifik. Spesialisasi merupakan syarat utama untuk masuk dunia kerja industrialisasi.

Jika dilakukan perbandingan antara Indonesia dengan Korea Selatan. Mereka memberikan uang Rp350 juta kepada keluarga yang baru saja melahirkan. Indonesia, ketika masyarakatnya melahirkan tidak diberi apa-apa.

Faktor krisisnya populasi di Korea Selatan menjadi bagian dari tolok ukur mengapa pemerintah Korea Selatan memberikan uang untuk masyarakat yang baru saja melahirkan.

Ini juga tentang membuat, melahirkan, hingga membesarkan perlu dipersiapkan dengan benar. Di Indonesia, bukan malah krisis populasi melainkan overload populasi. Melansir dari World Population Review, per 4 Maret 2024, populasi Indonesia meningkat sekitar dua juta penduduk dari tahun 2023. Di tahun ini penduduk Indonesia mencapai 279.072.446.

Kesalahpahaman masyarakat serta relevansi pepatah banyak anak banyak rezeki adalah hal yang perlu direfleksi, bahwa pepatah tersebut tidak pas dipakai di zaman industrialisasi pekerja.

Perkara melahirkan dan membesarkan satu anak, dibutuhkan persiapan matang. Bentuk dari tanggung jawab agar nantinya sang anak cerdas dan tidak menjadi pengangguran.

Penulis: Rahmat Setiawan
Editor: Revina A

  • 0share
  • 0
  • 0
  • 0
  • 0
Tags: banyak anak banyak rezekikesalahpahaman masyarakatkesalahpahaman pepatah jawapepatahpepatah banyak anak banyak rezekisejarah pepatah banyak anak banayk rezeki
Previous Post

SALAM Institute Ungkap Realita ABK di Balik Bisnis Perikanan Tangkap

Next Post

Tabloid SKM Amanat Edisi 111 Tahun 2008

Redaksi SKM Amanat

Redaksi SKM Amanat

Surat Kabar Mahasiswa UIN Walisongo Semarang. Untuk mahasiswa dengan penalaran dan takwa.

Related Posts

Asupan Instastory, Fenomena Kesibukan Palsu, Fake Busy, Kesibukan Palsu Mahasiswa, Kesibukan Palsu
Opini

Kehidupan Setengah Hati demi Asupan Instastory

by Nadia Safwa Aqila
30 Mei 2025
0

...

Read more
burnout, gejala burnout, dampak psikologi burnout, dampak burnout mahasiswa, gejala gangguan mental

Ketika Sibuk Dianggap Prestasi, Burnout Dinormalisasi

23 Mei 2025
Student Loan, Pinjaman Pendidikan, Pinjaman Pendidikan Mahasiswa, Biaya Kuliah Mahasiswa, KMI

Student Loan, antara Harapan dan Jebakan

29 April 2025
hari raya, kesenjangan sosial, fenomena kesenjangan sosial, momen hari raya, ketimpangan sosial

Luka di Balik Hari Raya

1 April 2025
Ke Mekkah Modal Nekat, Fenomena Haji Jalan Kaki, Tren Haji Jalan Kaki, Penyebab Haji Jalan Kaki, Jalan Kaki Ke Mekkah

Ke Mekkah Modal Nekat, Spiritualitas atau Konten Semata?

13 Maret 2025

ARTIKEL

  • All
  • Kolom
  • Mimbar
  • Rak
  • Sinema
  • Opini
UIN Walisongo, KKN MIT UIN Walisongo, KKN UIN Walisongo, KKN Reguler, KKN 2025

KKN MIT dan Reguler UIN Walisongo Tahun 2025 Resmi Dibuka, Mahasiswa Keluhkan Informasi Mendadak

14 Juni 2025
sps, sps awards, penghargaan sps, isma 2025, januar p ruswita

Dorong Karya Berkualitas, SPS Kembali Adakan Penghargaan Pers 2025

24 Mei 2025
iffah syafaatul arabia, wisudawan terbaik fuhum, wisuda uin walisongo, wisuda ke-96, uin walisongo, pemikiran socrates

Terinspirasi Pemikiran Socrates, Antarkan Iffah Raih Predikat Wisudawan Terbaik FUHUM

25 Mei 2025
uin walisongo, ppg uin walisongo pengukuhan ppg, pengukuhan guru profesional, ppg 2025

UIN Walisongo Resmi Kukuhkan 749 Guru PAI Profesional PPG 2025

30 Mei 2025
Load More

Trending News

  • UIN Walisongo, Beasiswa UIN Walisongo, Bantuan Pendidikan, Beasiswa S1, Syarat Beasiswa

    UIN Walisongo Sediakan 9 Beasiswa dan Bantuan Pendidikan bagi Mahasiswa

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Ketua FORMAKIP UIN Walisongo Pastikan Tidak Ada Pemotongan Biaya Living Cost

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • 7 Atribut Ini Wajib Dikenakan Saat Wisuda

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Terinspirasi Pemikiran Socrates, Antarkan Iffah Raih Predikat Wisudawan Terbaik FUHUM

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Beredar Informasi Kembalinya Sistem Parkir Berbayar di UIN Walisongo, Kabag Umum: Masih Wacana

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Ini 11 Pondok Pesantren Dekat UIN Walisongo

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
Amanat.id

Copyright © 2012-2026 Amanat.id

Navigasi

  • Tentang Kami
  • Media Partner
  • Advertorial
  • Pedoman Media Siber
  • Redaksi
  • Kontak

Ikuti Kami

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
  • Login
  • Warta
    • Varia Kampus
    • Indepth
    • Seputar Ngaliyan
    • Regional
    • Nasional
  • Sastra
    • Cerpen
    • Puisi
  • Artikel
    • Esai
    • Opini
    • Mimbar
    • Kolom
    • Rak
    • Sinema
  • Milenial
    • Kesehatan
    • Teknologi
    • Melipir
  • Sosok
  • Akademik
  • Lainnya
    • Epaper
      • Tabloid SKM Amanat
      • Soeket Teki
      • Buletin SKM Amanat
      • Bunga Rampai
    • Ormawa
    • Jejak Amanat
No Result
View All Result

Copyright © 2012-2026 Amanat.id

Send this to a friend