
Amanat.id – Cak Kirun ikut memeriahkan acara puncak Dies Natalis UIN Walisongo Semarang ke 49 yang diselenggarakan di Gedung Serba Guna (GSG) kampus 3 UIN Walisongo Semarang, Sabtu (6/4/2019).
Dalam acara Ngaji Bareng dan Peluncuran Buku yang berjudul “Fatwa dan Canda Kiai Saridin” turut diisi oleh beberapa tokoh nasional. Seperti K.H. Mustofa Bisri (Gus Mus), Sosiawan Leak, Prie Gs dan Timur Supradana.
Saat Cak Kirun berjalan menaiki panggung dengan memasang wajah bodoh dan memakai peci yang dibuat miring, ratusan pasang mata langsung tertuju kepadanya.
Sesampainya di atas panggung, Cak Kirun langsung mengawali dengan membalas ledekan Sosiawan Leak dengan menirukan cara berpuisinya. Tak terima melihat kirun yang meledek di atas panggung, Leak lantas langsung naik ke atas panggung dan mengganggu kirun dengan berpura pura mengepel panggung. Tak lama setelah itu, kirun menendang bokong Leak, dan adegan itu langsung membuat penonton tertawa terbahak-bahak sambil bertepuk tangan.
Antusis penonton semakin pecah kala Cak Kirun mengaku sudah mendapatkan sertifikat anti KDRT dalam rumah tangganya.
“Aku sudah mendapatkan penyakit kencing manis sehingga sudah tidak bisa melakukan apa-apa dalam bersuami istri,” lawaknya.
Lebih lanjut, ternyata pria yang berprofesi sebagai pelawak dan seniman tersebut sudah menemukan saridin lain sebelum saridin ini ditulis.
“Kalau dalam bukunya pak rektor ada Saridin, saya sudah menemukan saridin lain sebelum saridin ini ditulis. Ada saridin Kiai Nur Iskandar, ada Saridin Kiai Lirboyo Idris Marzuki, ada Saridin Kiai Abdurrahman Wahid (Gusdur) bahkan Saridin milenial juga hadir malam ini yaitu Kiai Mustofa Bisri,” tambahnya.
Selain itu, cak kirun juga mempraktekkan sejumlah karakter sesuai pemakaian pecinya. Menurutnya, kalau pecinya agak miring dan berorasi, itu pak habibie. Peci yang dipakai di atas jidat berarti orang itu sedang sholat. Sedangkan peci yang dipakai menyamping menandakan seseorang habis kalah berjudi.
Bahkan, Rektor UIN Walisongo, Muhibbin pun tak luput dari semprotan Kirun. Di akhir pembicaraan, dengan berani menantang Muhibin untuk menggabungkan saridin- saridin yang dulu dengan saridin-saridin millenial.
“Saya berani memberi DP kepada pak rektor untuk membuat buku dan acara yang sama dengan tema saridin-saridin lama dengan saridin milenial,” tutupnya.
Reporter: M. Shafril Hidayat
Editor: Agus Salim