By using this site, you agree to the Privacy Policy and Terms of Use.
Accept
Amanat.idAmanat.idAmanat.id
  • Warta
    • Varia Kampus
    • Indepth
    • Seputar Ngaliyan
    • Regional
    • Nasional
  • Artikel
    • Esai
    • Opini
    • Mimbar
    • Kolom
    • Buku
    • Film
  • Milenial
    • Kesehatan
    • Teknologi
    • Melipir
  • Sosok
  • Akademik
  • Lainnya
    • Epaper
      • Tabloid SKM Amanat
      • Soeket Teki
      • Buletin SKM Amanat
      • Bunga Rampai
    • Ormawa
    • Jejak Amanat
  • Cerpen
  • Puisi
Reading: Tidak Selamanya Ghibah itu Salah
Share
Notification Show More
Font ResizerAa
Font ResizerAa
Amanat.idAmanat.id
  • Tentang Kami
  • Media Partner
  • Advertorial
  • Pedoman Media Siber
  • Redaksi
  • Kontak
Search
  • Warta
    • Varia Kampus
    • Indepth
    • Seputar Ngaliyan
    • Regional
    • Nasional
  • Artikel
    • Esai
    • Opini
    • Mimbar
    • Kolom
    • Buku
    • Film
  • Milenial
    • Kesehatan
    • Teknologi
    • Melipir
  • Sosok
  • Akademik
  • Lainnya
    • Epaper
    • Ormawa
    • Jejak Amanat
Have an existing account? Sign In
Follow US
Ilustrasi Ghibah (Pinterest.com).
Artikel

Tidak Selamanya Ghibah itu Salah

Last updated: 21 Mei 2020 5:42 pm
Syifa Mariyatul Kibtiyah
Published: 20 Mei 2020
Share
SHARE
Ilustrasi Ghibah (Pinterest.com).

Membicarakan orang lain atau ghibah memang sudah mendarah daging dalam budaya masyarakat. Saking seringnya, ghibah seperti di sepelekan. Dengan santainya orang-orang tertawa dan berkata “Ghibah yok!”, mengunggah atau membuat story foto di media sosial dengan caption “temen ghibah”, “hobi ghibah”, “ghibah time”, dan masih banyak lagi caption ghibah lainnya.

Memang, pada dasarnya ghibah itu tidak diperbolehkan. Bahkan, hal tersebut sudah termaktub dalam Al-Qur’an Surat Al-Hujurat: 12.

“Dan janganlah menggunjingkan satu sama lain. Adakah seorang diantara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya”.

Namun, ternyata tidak semua ghibah salah. Dalam kitab Raudhatu at-Thalibin wa ‘umdatu al-Muftin, dan al-Adzkar karya Imam An-Nawawi misalnya, menyatakan ghibah diperbolehkan karena beberapa alasan.

Pertama, ketika seseorang terzalimi. Bagi Imam An-Nawawi, seseorang boleh mengadukan kezaliman kepada mereka yang memiliki kekuasaan dan dapat menegakkan keadilan. Misalnya kepada hakim atau polisi.

Kedua, ketika seseorang melihat atau mengetahui orang lain yang berbuat maksiat atau kemungkaran. Orang tersebut diperbolehkan mengadukan kepada siapa saja yang dipercayanya bahkan, dapat mengubah orang yang berbuat kemaksiatan kembali ke jalan yang benar.

Ketiga, meminta fatwa atau keputusan. Ketika seseorang merasa dirinya tersakiti atau terzalimi, dan bertanya-tanya apakah orang tersebut berhak memperlakukannya seperti itu. Maka orang tersebut diperbolehkan menceritakannya kepada seorang yang dapat memberikannya fatwa, misalnya kepada ustaz atau ulama.

Keempat, ketika akan mengingatkan kepada publik, agar terhindar kejahatan dari pihak individu ataupun kelompok. Misalnya, mengingatkan mengenai travel umroh bermasalah, boleh menceritakan permasalahannya agar publik tidak tertipu.

Kelima, menghibahkan pihak-pihak yang melakukan kejahatan secara terang-terangan, seperti misalnya mencuri, berjudi, atau meminum khamer. Seseorang boleh menceritakan kejahatan apa yang dilakukan, tetapi tidak boleh membicarakan aib lain dari pihak tersebut.

Keenam, menyebutkan nama orang yang memiliki keterbatasan fisik. Dengan syarat yang memiliki nama tersebut tidak hanya ada satu, dengan begitu menyelipkan keterbatasan fisik yang dimiliki ketika menyebutkan namanya.

Meskipun sudah ada keterangan terkait bolehnya melakukan ghibah namun, harus menjadi pelajaran bersama bahwa ghibah diperbolehkan dalam keadaan tertentu. Kiranya, jangan sampai masyarakat kita terpecah belah hanya karena persoalan ghibah semata.

Penulis: Syifa Mariyatul 

Dilematis Ekspektasi Keadilan dan Realitas Hukum
Strawberry Parents: Pola Asuh Masyarakat Modern?
Menguak Misteri Di balik Mudah Hilangnya Sendal Jepit
Ketika Orang-Orang Perkotaan Terjangkit Penyakit Tifus”
Fixed Mindset vs Growth Mindset, Mana yang Harus Dimiliki?
TAGGED:dosaghibahsalah
Share This Article
Facebook Email Print

Follow US

Find US on Social Medias
FacebookLike
XFollow
YoutubeSubscribe
TelegramFollow

Weekly Newsletter

Subscribe to our newsletter to get our newest articles instantly!
[mc4wp_form]
Popular News
UKM Musik UIN Walisongo
Varia Kampus

Persembahkan Karya Terbaru, UKM Musik Tampil Berbeda Di Simfoni XVIII

Redaksi SKM Amanat
16 November 2022
UAS Bahasa Online, Begini Mekanisme yang Disiapkan PPB
Meski Dapat Catatan Tim Asesor, Perpustakaan UIN Walisongo Tetap Raih Akreditasi A
Lulus SNBT? Berikut Jadwal Registrasi serta Pembayaran UKT & Ma’had UIN Walisongo
SKM Amanat Gelar Dialog Publik Serta Peluncuran Bunga Rampai SKM Amanat
- Advertisement -
Ad imageAd image
Global Coronavirus Cases

Confirmed

0

Death

0

More Information:Covid-19 Statistics
  • Warta
    • Varia Kampus
    • Indepth
    • Seputar Ngaliyan
    • Regional
    • Nasional
  • Artikel
    • Esai
    • Opini
    • Mimbar
    • Kolom
    • Buku
    • Film
  • Milenial
    • Kesehatan
    • Teknologi
    • Melipir
  • Sosok
  • Akademik
  • Lainnya
    • Epaper
      • Tabloid SKM Amanat
      • Soeket Teki
      • Buletin SKM Amanat
      • Bunga Rampai
    • Ormawa
    • Jejak Amanat
  • Cerpen
  • Puisi
Reading: Tidak Selamanya Ghibah itu Salah
Share

Tentang Kami

SKM Amanat adalah media pers mahasiswa UIN Walisongo Semarang.

Kantor dan Redaksi

Kantor redaksi SKM Amanat berlokasi di Gedung Pusat Kegiatan Mahasiswa (PKM) Lantai 1, Kampus III UIN Walisongo, Jalan Prof. Hamka, Ngaliyan, Kota Semarang, dengan kode pos 50185

  • Tentang Kami
  • Media Partner
  • Pedoman Media Siber
  • Redaksi
  • Advertorial
  • Kontak
Reading: Tidak Selamanya Ghibah itu Salah
Share
© Foxiz News Network. Ruby Design Company. All Rights Reserved.
Welcome Back!

Sign in to your account

Username or Email Address
Password

Lost your password?