Sebagai mahluk sosial, menjalin hubungan antar sesama menjadi peranan penting dalam kehidupan. Pada tahap perkembangannya, hampir tidak ada manusia yang bisa hidup sendiri tanpa membutuhkan orang lain.
Namun, berkembang menjadi manusia dewasa tentunya akan mengalami banyak hal, bahkan pengorbanan. Terutama ketika masing-masing diri mengalami perubahan-perubahan, baik itu disadari maupun tidak.
Bukan hanya pola pikir yang kian berubah seiring dengan waktu, faktor lingkungan juga ikut menjadi pengaruh besar dalam proses menuju dewasa. Pada saat proses pendewasaan diri berlangsung, yang akan menerima dampak besarnya yaitu circle pertemanan.
Pada umumnya, circle pertemanan seseorang akan ikut berubah ketika tidak lagi dalam satu lingkungan yang sama. Sedekat apapun hubungan sebelumnya, tentu akan berbeda ketika mereka kembali dipertemukan pada kondisi yang sudah berubah.
Dalam dunia perkuliahan, permasalahan yang paling sering dialami saat circle pertemanan terkena imbas dari proses pendewasaan diri yaitu pada saat mengerjakan tugas kelompok. Pastinya, salah satu mereka ada yang lebih memprioritaskan hal lain untuk dirinya sendiri. Padahal, mengerjakan tugas kelompok tersebut juga menjadi salah satu kebutuhan.
Adanya prioritas yang lebih penting tersebut tentu menjadikan salah satu dari mereka akan merasa tersakiti karena telah timbul rasa kecemburuan dan ketidakadilan, sedangkan mereka sama-sama menginginkan hal yang baik, yaitu pengembangan diri.
Banyak orang yang mengalami seleksi alam dalam sebuah hubungan pertemanan. Entah karena sudah berbeda visi, hilangnya rasa kenyamanan, atau bahkan karena sudah memiliki circle pertemanan yang baru di lingkungannya. Hal itu terjadi demi kelangsungan proses pendewasaan diri seseorang.
Apakah hal itu menjadi tanda ketika kita sedang dihadapkan pada situasi Hedgehog Dilemma?
Seperti yang digambarkan oleh Arthur Schopenhauer dan Sigmund Freud, dilema landak sering dialami manusia ketika menjalin hubungan dengan manusia lainnya. Hubungan antar manusia tidak dapat terjadi tanpa saling merugikan satu sama lain, meskipun memiliki niat yang baik.
Analogi ini dapat dijabarkan sebagai suatu situasi saat musim dingin tiba. Sekumpulan landak akan mencari kehangatan dengan merapatkan diri satu sama lain. Namun, karena landak memiliki banyak duri yang tajam, maka tidak mungkin bagi sekumpulan landak tersebut menghangatkan diri tanpa melukai satu sama lainnya. Meskipun landak memiliki hasrat yang sama untuk saling menguntungkan, tapi mereka terhambat oleh faktor yang membatasinya.
Sama halnya dengan dilema landak, proses pendewasaan diri seseorang untuk menjadi lebih baik lagi tentu akan membuat suatu pihak lain merasa tersakiti meskipun ada niat baik di dalamnya.
Penulis: Nurul Fitriyanti