Amanat.id–Kongres Ulama Perempuan Indonesia (KUPI) menggelar konferensi pers dalam rangka The Second Indonesian Women Ulama Congress (KUPI II) yang mengusung tema “Affirming The Roles of Women Ulama in Creating A Just Islamic Civilization”.
Acara tersebut diselenggarakan di lantai 2 Gedung Auditorium II Kampus 3 Universitas Islam Negeri (UIN) Walisongo, Semarang, Rabu (23/11/2022).
Dwi Rubyanti Kholifah selaku Direktur Asian Muslim Action Network (AMAN) Indonesia menjelaskan bahwa penerapan kesetaraan gender sulit dilakukan karena adanya faktor khusus.
“Jika teman-teman mengikuti berbagai macam diskursus terkait dengan hak-hak perempuan, satu hal yang menjadi hambatan mengapa kita sulit mengatasi kesetaraan gender selain karena praktik budaya, yaitu bertebarannya tafsir agama yang sangat konservatif,” terangnya.
Ia juga mengungkapkan bahwa KUPI II memiliki strategi untuk mengatasi tersebarnya agama yang konservatif
“Dalam hal ini, KUPI menumbuhkan rasa penerimaan yang kuat di masyarakat dan memberikan rasa confidence mengenai ajaran Islam rahmatan lil’alamin yang juga ditafsirkan berdasarkan pengalaman perempuan,” ungkapnya.
Ia berharap bahwa terselenggaranya KUPI II bisa menjadi inspirasi bagi negara-negara lain.
“Dengan adanya International Conference ini memang diniatkan berdasarkan apa yang dimiliki Indonesia bisa menginspirasi negara lain. Selain itu, diharapkan kedepannya bermacam-macam pergerakan dipimpin oleh perempuan di berbagai negara,” harapnya.
Selain itu, Rosana Isa salah satu peserta KUPI II yang berasal dari Malaysia menjelaskan bahwa KUPI II memiliki metodologi yang sangat bagus.
“Melihat keadaan di Malaysia, apabila ulama berbicara tentang agama mereka hanya melihat teks dan tidak mengaitkannya dengan realita kehidupan perempuan. Jadi dalam hal ini KUPI dengan metodologi yang dikeluarkan sangat membantu dalam pelaksanaan kesejahteraan perempuan,” jelasnya.
Ia mengatakan bahwa kegiatan KUPI II sangat bermanfaat bagi mereka yang berasal di negara lain.
“KUPI ini sangat penting, sebab dengan mempertemukan teman-teman dari berbagai negara membuat kami tidak sendirian. Selain itu, KUPI ini juga membuka peluang bagi kami untuk saling bertukar pikiran mengenai permasalahan yang ada di negara masing-masing,” paparnya.
Reporter: Maulin Gissa
Editor: RIzkyana