
Amanat.id- Kelompok Peduli Sosial dan Remaja (KPSR) Fakultas Psikologi dan Kesehatan (FPK) Universitas Islam Negeri (UIN) Walisongo mengadakan Workshop BISINDO dengan tema “Bahasa Isyarat: Bicara Tanpa Syarat” secara offline di Gedung IsDB Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) Kampus 3, Sabtu (27/05/2023).
Sahabat Tuli Gerakan Tunarungu Indonesia (GERKATIN) Kota Semarang, Stevia Pranoto hadir sebagai salah satu pembicara.
Stevia menjelaskan perbedaan antara tuli dan tunarungu.
“Kalau tuli itu sejak kecil, tapi kalau tunarungu itu karena pendengarannya ada yang rusak, seperti pendengarannya terasa berkurang saat SD, SMP, SMA, atau karena kecelakaan,” tuturnya.
Ia menyampaikan tips berkomunikasi dengan sahabat tuli dan tunarungu.
“Tanyakan dia lebih nyaman berkomunikasi dengan bahasa isyarat atau melihat gerak,” ucap Stevia.
Ada beberapa aturan, lanjutnya, ketika hendak berkomunikasi dengan sahabat tuli dan tunarungu.
“Mereka umumnya melihat gerak bibir. Jadi, berbicaralah dengan jelas, jangan terlalu cepat atau lambat, gunakan juga gestur tubuh,” ujarnya.
Terakhir, Stevia turut menyampaikan sejumlah hal yang patut dihindari saat berkomunikasi dengan sahabat tuli dan tunarungu.
“Kalau menutup mulut, nanti teman tuli tidak bisa melihat gerakan bibir dan jangan berteriak karena dapat menyakiti pendengaran teman tuli,” pungkasnya.
Reporter: Muhammad Roghib
Editor: Shinta Ayu Aini