Amanat.id- Dewan Eksekutif Mahasiswa (DEMA) Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Islam Negeri (UIN) Walisongo mengadakan National Stand Up Comedy Competition di Teater Room Perpustakaan, Kamis (16/5/2024).
Mengusung tema “Mahasiswa Kritik Pemerintah”, Ketua Panitia, Rintio Darmayuda menjelaskan alasan yang melatarbelakangi pengambilan tema tersebut yakni karena adanya kemunduran demokrasi.
“Karena kita dari FISIP dan sadar akan adanya kemunduran demokrasi, maka kritik pemerintah ini dibalut melalui stand up comedy,” ucapnya.
Dari 25 peserta, sambungnya, ada 8 peserta terbaik yang tampil di grand final dan salah satunya mahasiswa UIN Walisongo.
“Setelah melalui proses akumulasi, dari 25 diambil 8 peserta terbaik untuk tampil di babak grand final, satu di antaranya dari UIN Walisongo,” jelasnya.
Menanggapi performa peserta, Rintio mengatakan peserta dari UIN Walisongo masih kurang.
“Karena open mic stand up comedy di UIN Walisongo baru aktif dua pekan ini, penampilan peserta dari UIN Walisongo masih kurang daripada peserta luar,” ucapnya.
Namun, sambung Rintio, bisa sampai babak grand final adalah hal yang luar biasa.
“Mampu bersaing sampai babak grand final dan berani tampil itu sudah luar biasa,” tanggapnya.
Rintio juga menyampaikan beberapa peserta grand final lainnya yang berasal dari berbagai universitas.
“Peserta lainnya ada dari Institut Pertanian Bogor, Institut Seni Indonesia Surakarta, Universitas Sebelas Maret, UIN Sunan Kalijaga, Universitas Islam Raden Rahmat, dan Universitas Negeri Semarang,” tambahnya.
Dirinya kemudian menjelaskan beberapa poin yang menjadi kriteria dalam penilaian.
“Kriteria penilaian diantaranya keselarasan tema, laugh per minutes, delivery, originalitas materi, dan ketepatan waktu,” tambahnya.
Meraih juara satu, Dewangga Pribaditya Arif mengaku tertantang untuk mengikuti kompetisi stand up tersebut.
“Saya mengikuti perlombaan ini karena merasa tertantang dan suka kompetisi,” ucap mahasiswa dari Universitas Islam Raden Rahmat tersebut.
Pasalnya, sambung Dewangga, ajang tersebut menjadi kesempatan yang tak bisa dilewatkan.
“Mumpung masih mahasiswa, saya rasa kesempatan seperti ini tidak datang dua kali,” lugasnya.
Dewangga kemudian berharap agar ajang stand up comedy diadakan dengan menghadirkan perwakilan dari institusi pemerintah.
“Semoga tahun depan kompetisi ini tetap diadakan dan menghadirkan perwakilan dari institusi pemerintahan untuk dikritik secara langsung,” terangnya.
Dengan begitu, tambah Dewangga, kritik melalui stand up comedy tidak sia-sia.
“Supaya kritikan yang disajikan dalam bentuk stand up itu tidak sia-sia,” tutupnya.
Reporter: Nadia SA.
Editor: Eka R.