Skmamanat.com – Setiap sistem pendidikan mempunyai potensi untuk menjawab tantangan pengarustamaan modernisasi, jika itu disinergikan akan membentuk potensi yang sangat luar biasa.
Hal itu diungkapkan oleh Direktorat Jenderal Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren Kementerian Agama Republik Indonesia Ahmad Zayadi saat menjadi pembicara pada acara pembukaan Halaqah Pengarusutamaan Gender dan Pemberdayaan Perempuan pada Pendidikan Keagamaan Islam, Selasa (27/3/2018).
Acara yang bertemakan “Meneguhkan Gerakan Ulama Perempuan dalam Pengarusutamaan modernisasi Islam” diselenggarakan di Auditorium 1 itu masih dalam satu rangkaian peringatan Dies Natalis ke-48 UIN Walisongo.
Zayadi juga mengatakan, tantangan pengarusutamaan modernisasi di masa mendatang sangat luar biasa.
“Tantangannya yakni bagaimana kita mampu beragama dalam konteks bernegara yang plural dan religius,” katanya.
Menurutnya, sistem pendidikan memiliki potensi menghadapi tantangan tersebut. Tapi sayangnya dari masing-masing sistem punya kekurangan.
“Kalau sistem pendidikan pesantren siap menghadapi tantangan eksternal. Sedangkan perguruan tinggi Islam siap mengahadapi tantangan internal”, tambahnya.
Zayadi beranggapan tersebut karena pesantren memiliki tradisi pendidikan yang terbuka pada perbedaan.
“Namun sayangnya sistem pendidikannya hanya memperkenalkan pada perbedaan antar agama. Sedangkan pada perguruan tinggi Islam, sistem pendidikannya lebih menekankan pada perbedaan antar aliran,” tuturnya.
Reporter: Liviana MK
Editor: Khanif Maghfiroh