Lomba Model: Dina Solikatun saat mengikuti lomba model hijab di Deaerah Semarang. |
Skmamanat.com – Menjadi model tidak terbatas diperuntukkan bagi masyarakat kalangan ekonomi atas. Orang yang berlatar belakang ekonomi rendah, pun tetap dapat ikut andil untuk bersanding.
Hal itu diungkapkan, Dina Solikatun, dara asli Daerah Pati yang kini sedang menempuh Pendidikan Strata Satu (S1) di Universitas Islam Negeri (UIN) Walisongo Semarang. Selasa (7/3).
Dina, mahasiswa Fakultas Syariah dan Hukum (FSH), mengaku, bahwa kedua orang tuanya sempat melarang ia terjun di dunia model. Respon tersebut Dina anggap wajar, karena ia sadar latar belakang keluarganya bukan dari kalangan ekonomi atas.
“Tapi satu hal yang tetap saya kedepankan, yaitu nekat. Dan nekat itu, yang membuat saya kini masih menggeluti dunia model,” kata Dina saat ditemui Kru Skmamanat.com di Kantor FSH.
Model Fotografer: Kegiatan menjadi model fotografer, rutinitas selain mengikuti lomba model. |
Dua poin penting yang Dina garis bawahi dalam aktivitasnya saat ini, bahwa model berpaku pada paras dan keterampilan. Paras berkenaan dengan kriteria fisik, sedangkan keterampilan erat kaitannya dengan kecakapan, pembawaan karakter dan wawasan umum.
“Atas pertimbangan itu, saya beranggapan dunia model bukan hal yang mudah,” katanya.
Dina mengatakan, dunia model menjadikan karakter lebih percaya diri, baik dalam kepribadian atau penampilan. Di sisi lain, banyak pengalaman yang didapat, menambah teman dan pengalaman.
“Dua kata yang terlihat dari dunia model, anggun dan mempesona,” katanya.
Dina mengaku pengalamannya pada dunia model, baru terbatas pada Daerah Semarang. Walaupun harus membagi waktu dengan kuliah, Dina memiliki beberapa prestasi, diantaranya menjadi Duta Khadijah Hijabers Semarang 2016 , Juara I The Best Photogenic Ambassador Semarang Island 2016 dan Top 15 Azzura Aodels Semarang 2016.
“Target kedepan, saya akan mengembangkan keterampilan dengan mendaftar sekolah model dan gencar ikuti lomba-lomba,” kata Dina yang gemar berolahraga bola voli dan bulu tangkis.
Fajar Bahruddin A.