
Amanat.id– Satu hari sebelum pelaksanaan Kontes Prestasi Ilmiah, Olahraga, dan Seni (KORELASI) 2022, sejumlah Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) mengundurkan diri sebagai penanggung jawab lomba. Akibatnya, beberapa cabang perlombaan yang dikoordinir UKM Walisongo Sport Club (WSC), Mahasiswa Pecinta Alam (Mawapala), dan Bandung Karate Club (BKC) terpaksa dibatalkan, Kamis (6/10/2022).
Dalam rapat terbatas di gedung Pusat Kegiatan Mahasiswa Universitas (PKM-U), Ketua Dewan Eksekutif Mahasiwa (DEMA), Shofiyul Amin, mengucapkan permohonan maafnya bersama seluruh perwakilan UKM.
“Saya meminta maaf kepada seluruh teman-teman UKM dan Fakultas karena terbatasnya anggaran. Sehingga, DEMA tidak mampu menawarkan solusi sesuai ekspektasi,” ujarnya.
Ia menyayangkan lamanya respon pihak kampus terkait persoalan dana, hingga akhirnya DEMA dan panitia kurang tepat dalam mengambil langkah.
“Awalnya kita memilih jalan dulu saja, tetapi malah seperti ini. Saya sedikit tidak bisa kecewa terhadap keputusan UKM. Kasihan juga. Kita juga tidak ingin mereka tombok banyak,” tuturnya.
Sementara itu, Ketua Panitia KORELASI 2022, Yudha Afarul menerangkan bahwa lomba-lomba seperti wall climbing, pencak silat dan cabang lomba dari WSC memiliki kendala terkait honor juri yang begitu banyak
“Juri cabang silat bahkan bisa mencapai 11 atau 12 orang. Dengan anggaran DEMA yang terbatas, tentu semua itu tidak cukup,” terangnya.
Disisi lain, Ketua UKM WSC, Muhammad Ulil Albab mengungkapkan alasan mundurnya sebagai penanggung jawab lomba.
“Kecewa sekali soal transparansi dana. Baru ada kejelasan h- berapa (red. kurang beberapa hari), kemudian anggaran yang turun ternyata sedikit,” ungkapnya.
Ia menambahkan, UKM yang dibebani banyak cabang lomba merasa keberatan jika kekurangan dana. Selain membutuhkan banyak peralatan, anggaran besar juga dibutuhkan untuk membayar wasit dan juri.
“Dengan peralatan yang masih minim dan cacat, tentu butuh dana lebih besar. Apalagi untuk cabang perlombaan olahraga, banyak sekali yang dibutuhkan,” ucapnya.
Untuk kedepannya, Ulin berharap agar panitia maupun DEMA dapat lebih memperhatikan lagi kejelasan anggaran bagi para UKM selaku penanggung jawab lomba.
“Semoga kedepannya lebih ada transparansi soal dana. Jangan dadakan juga, sebab UKM perlu waktu untuk mempersiapkan peralatan, yang mana butuh biaya banyak,” pungkasnya.
Reporter : Erika Layliyah
Editor: Nur Rzkn