Amanat.id – Menanggapi postingan akun Instagram resmi UIN Walisongo Semarang yang mengupload pengumuman keringanan Uang Kuliah Tunggal (UKT) sebagai dampak pandemi Covid-19. Sejumlah mahasiswa turut mengungkapkan rasa kecewanya di kolom komentar, atas keputusan pemotongan UKT yang hanya sebesar sepuluh persen, Rabu (17/06/2020).
Data yang dihimpun Amanat.id, akun Instagram milik @arul_ghab menuliskan cuitan, “Kecewa, dengan prosedur yang sangat rumit hanya dapat potongan sepuluh persen,”.
Tidak jauh berbeda, akun atas nama @wahyuutami07 mengatakan “Prosedurnya terlalu rumit, dan potonganya hanya sepuluh persen. Padahal yang kena dampak Covid-19 kan semua mahasiswa, tetapi kenapa harus ada persyaratannya,”.
Salah satu mahasiswa berinisial BNF kepada Amanat.id mengatakan, pihak kampus seperti sedang bercanda dalam memberikan pemotongan UKT.
“Pihak birokrasi melampirkan persyaratan-persyaratan yang sulit, namun potonganya hanya sepuluh persen. Itupun tidak semuanya diterima,” katanya.
Mahasiswa jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam (KPI) tersebut mengaku merasa keberatan jika semester depan dilakukan kuliah secara daring, namun tidak mendapatkan subsidi kuota sama sekali.
“Saya berharap semua mahasiswa mendapatkan potongan UKT lima puluh persen dan subsidi kuota selama satu semester,” terangnya.
Menanggapi hal itu, Ketua Dewan Eksekutif Mahasiswa Universitas (Dema-U) Rubait mengatakan, setuju atas tuntutan dari sejumlah mahasiswa.
“Sebenarnya tidak hanya dari Dema-U, namun dari teman-teman Dema-F sepakat menuntut potongan UKT lima puluh persen,” katanya saat diwawancarai melalui WhatsApp.
Ia mengungkapan bahwa hari Kamis (18/20) akan melakukan audiensi dengan pihak birokrasi untuk memperjuangakan hak mahasiswa.
“Saya berharap dukungan dan doa dari teman-teman mahasiswa, agar apa yang kita inginkan bisa tercapai,” pungkasnya.
Reporter: Shafril Hidayat