• Tentang Kami
  • Media Partner
  • Pedoman Media Siber
  • Redaksi
Jumat, 27 Januari 2023
  • Login
Amanat.id
  • Warta
    • Varia Kampus
    • Indepth
    • Seputar Ngaliyan
    • Regional
    • Nasional
  • Sastra
    • Cerpen
    • Puisi
  • Artikel
    • Esai
    • Opini
    • Mimbar
    • Kolom
    • Rak
    • Sinema
  • Milenial
    • Kesehatan
    • Teknologi
    • Melipir
  • Sosok
  • Akademik
  • Lainnya
    • Epaper
      • Tabloid Amanat
      • Soeket Teki
      • Buletin Amanat
      • Bunga Rampai
    • Ormawa
    • Jejak Amanat
No Result
View All Result
  • Warta
    • Varia Kampus
    • Indepth
    • Seputar Ngaliyan
    • Regional
    • Nasional
  • Sastra
    • Cerpen
    • Puisi
  • Artikel
    • Esai
    • Opini
    • Mimbar
    • Kolom
    • Rak
    • Sinema
  • Milenial
    • Kesehatan
    • Teknologi
    • Melipir
  • Sosok
  • Akademik
  • Lainnya
    • Epaper
      • Tabloid Amanat
      • Soeket Teki
      • Buletin Amanat
      • Bunga Rampai
    • Ormawa
    • Jejak Amanat
No Result
View All Result
Amanat.id

Salah Siapa Mahasiswa Nyeleneh?

Bayangkan saja mahasiswa diberi lima soal ujian, nanti mereka saling berlomba menjawab dengan uraian terbanyak.

Iin Endang Wariningsih by Iin Endang Wariningsih
4 tahun ago
in Esai
0
Ilustrasi: gettyimages.com

Saya tiba-tiba teringat pengalaman saat menjalani ujian akhir semester yang cukup memprihatinkan. Ketika itu komting kelas membagikan selembar kertas ujian pada mahasiswa yang telah duduk rapi sesuai nomor presensi dosen. Karena saya tidak memahami mata kuliah ini, selama tiga puluh menit pertama lembar jawab masih kosong.

Beberapa mahasiswa terdengar saling berbisik menanyakan jawaban dari pertanyaan UAS. Sebetulnya dosen itu tahu, namun dia seakan masa bodoh. Tahu-tahu, semua mahasiswa dinyatakan lulus semua.

“Duh pak dosen enak betul. Usahanya berbeda tapi kok nilainya baik semua. Tahu gitu mending saya pakai joki,” saya membatin.

Ada juga dosen yang sengaja membuat pertanyaan dengan jawaban panjang. Memangnya dosen-dosen itu sanggup mengoreksi semua jawaban mahasiswa yang berlembar-lembar? Entahlah, mungkin tidak.

Bayangkan saja mahasiswa diberi lima soal ujian, nanti mereka saling berlomba menjawab dengan uraian terbanyak. Ya full-nya empat halaman, atau dua lembar folio. Sedangkan jumlah mahasiswa dalam satu kelas mencapai 30 orang. Bayangkan berapa lembar seorang dosen harus mengoreksi lembar jawab dari tiga kelas. Misal 180 lembar, apa satu dosen sanggup untuk mengoreksinya?

Baca juga

Bahaya Flexing di Media Sosial

Lenyapnya Identitas Kearifan Lokal dalam Arus Modernitas

Manusia dan Kehendaknya untuk Bebas

Perilaku dosen yang tidak sungguh-sungguh mengoreksi lembar jawab, sebetulnya menjadi pemicu kebiasaan mencontek di kalangan mahasiswa. Tentu itu menjadi peluang bagi mahasiswa untuk mencontek. Hingga berlanjut, mahasiswa pun menganggap itu perilaku yang wajar di perkuliahan.

Padahal dosen sebagai tenaga pengajar pada perguruan tinggi berkewajiban untuk mengajar dan membimbing mahasiswa agar memiliki kompetensi yang relevan dalam bidangnya. Tetapi pada realita yang ada belum semua dosen menjalankan kewajiban tersebut. Buktinya, dalam proses koreksi tugas mahasiswa tidak pernah dilakukan secara maksimal.

Semestinya dosen sebagai tenaga pendidik bisa menjalankan kewajibannya secara maksimal. Sebab, hal ini berkaitan dengan kualitas lulusan yang akan dihasilkan. Menegur atau memberi hukuman pada mahasiswa harus dipertegas.

Jika kekeliruan mahasiswa dibiarkan, sama saja dosen tidak menjalankan tanggung jawabnya sebagai tenaga pendidik. Sanksi tetap perlu ada, jika tidak siap-siap saja mereka akan meremehkan kapabilitas para dosen.

Penulis: Iin Endang

  • 0share
  • 0
  • 0
  • 0
  • 0
Tags: mahasiswa dan dosenmencontektenaga pendidik
Previous Post

Beasiswa Tahfidz UIN Walisongo 2019 Sudah Dibuka, Begini Syaratnya

Next Post

Perlunya Edukasi Sampah Sejak Dini

Iin Endang Wariningsih

Iin Endang Wariningsih

Related Posts

flexing di media sosial
Artikel

Bahaya Flexing di Media Sosial

by Ridho Alamsyah
13 November 2022
0

...

Read more
kearifan lokal

Lenyapnya Identitas Kearifan Lokal dalam Arus Modernitas

25 Oktober 2022
Manusia yang ingin bebas, Manusia dan Kehendaknya untuk Bebas

Manusia dan Kehendaknya untuk Bebas

19 September 2022
Ilustrasi warna pelangi yang menjadi ikon LGBT. (Sumber: Pixabay)

Fenomena LGBT di Indonesia

9 September 2022
(Sumber gambar: Pixabay)

Bukan Sekadar Komentar, Mengkritik Film itu Harus Bijak

23 Juni 2022

ARTIKEL

  • All
  • Kolom
  • Mimbar
  • Rak
  • Sinema
  • Opini
Mahasiswa UIN Walisongo kena tipu online

Mahasiswa UIN Walisongo Kena Tipu Online, Rugi 8 Juta Lebih

5 Januari 2023
Ma’had Al Jami’ah Kampus 2, UIN Walisongo.

Ma’had Online UIN Walisongo Sebagai Syarat Kelulusan MK Bahasa Arab

19 Januari 2023
Wisuda UIN Walisongo

Kantongi Berbagai Respon atas Diundurnya Jadwal Wisuda UIN Walisongo 

20 Januari 2023
FISIP UIN Walisongo

Keluarga Mahasiswa Korban Penipuan Berharap Dapat Bantuan Dari Kampus

5 Januari 2023
Load More
Amanat.id

Copyright © 2012-2024 Amanat.id

Navigasi

  • Tentang Kami
  • Media Partner
  • Pedoman Media Siber
  • Redaksi

Ikuti Kami

  • Login
  • Warta
    • Varia Kampus
    • Indepth
    • Seputar Ngaliyan
    • Regional
    • Nasional
  • Sastra
    • Cerpen
    • Puisi
  • Artikel
    • Esai
    • Opini
    • Mimbar
    • Kolom
    • Rak
    • Sinema
  • Milenial
    • Kesehatan
    • Teknologi
    • Melipir
  • Sosok
  • Akademik
  • Lainnya
    • Epaper
      • Tabloid Amanat
      • Soeket Teki
      • Buletin Amanat
      • Bunga Rampai
    • Ormawa
    • Jejak Amanat
No Result
View All Result

Copyright © 2012-2024 Amanat.id

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
Send this to a friend