• Tentang Kami
  • Media Partner
  • Pedoman Media Siber
  • Redaksi
  • Advertorial
  • Kontak
Jumat, 20 Juni 2025
  • Login
Amanat.id
  • Warta
    • Varia Kampus
    • Indepth
    • Seputar Ngaliyan
    • Regional
    • Nasional
  • Sastra
    • Cerpen
    • Puisi
  • Artikel
    • Esai
    • Opini
    • Mimbar
    • Kolom
    • Rak
    • Sinema
  • Milenial
    • Kesehatan
    • Teknologi
    • Melipir
  • Sosok
  • Akademik
  • Lainnya
    • Epaper
      • Tabloid SKM Amanat
      • Soeket Teki
      • Buletin SKM Amanat
      • Bunga Rampai
    • Ormawa
    • Jejak Amanat
No Result
View All Result
  • Warta
    • Varia Kampus
    • Indepth
    • Seputar Ngaliyan
    • Regional
    • Nasional
  • Sastra
    • Cerpen
    • Puisi
  • Artikel
    • Esai
    • Opini
    • Mimbar
    • Kolom
    • Rak
    • Sinema
  • Milenial
    • Kesehatan
    • Teknologi
    • Melipir
  • Sosok
  • Akademik
  • Lainnya
    • Epaper
      • Tabloid SKM Amanat
      • Soeket Teki
      • Buletin SKM Amanat
      • Bunga Rampai
    • Ormawa
    • Jejak Amanat
No Result
View All Result
Amanat.id

Saat Buku yang Kita Beli Tak Lagi Terbaca

Kita tak memungkiri, adanya peningkatan permintaan buku itu, barangkali sebagai lahan bisnis yang menggiurkan. Tapi, ada satu kejahatan yang sulit untuk dimaafkan ketika, orang-orang membeli buku namun tak ada keinginan untuk membaca. Bahkan, mungkin saja untuk membuka sekalipun adalah kemalasan yang abadi. 

Nur Rozikin by Nur Rozikin
3 tahun ago
in Artikel
0

Baca juga

Mencari Kebenaran dalam Bongkahan Mitologi

Pakaian Perempuan dan Kesenangan Laki-laki dalam Tren Stecu-Stecu

Kehidupan Setengah Hati demi Asupan Instastory

 

Buku yang Kita Beli Tak Lagi Terbaca
Sumber: KalderaNews.com

Kasus pembelian buku dengan jumlah tinggi, masih menjadi budaya di Indonesia. Di bulan Desember 2018 misalnya, jumlah permintaan buku bisa mencapai 12 persen dari transaksi tahunan, atau meningkat hampir dua kali lipat dari penjualan awal tahun.

Akan tetapi, jika kita melihat pemaparan data dari UNESCO, ada semacam pengkaburan fenomena yang bertolak belakang dengan kebiasaan membeli buku. Logikanya, orang yang membeli banyak buku adalah mereka yang memilliki tingkat membaca yang tinggi pula.

Namun, data UNESCO menunjukkan sebaliknya. Minat baca masyarakat Indonesia begitu memperihatinkan. Hanya di kisaran 0,001 persen. Artinya, dari 1.000 orang Indonesia hanya satu orang yang rajin membaca.

Kita tak memungkiri, adanya peningkatan permintaan buku itu, barangkali sebagai lahan bisnis yang menggiurkan. Tapi, ada satu kejahatan yang sulit untuk dimaafkan ketika, orang-orang membeli buku namun tak ada keinginan untuk membaca. Bahkan, mungkin saja untuk membuka sekalipun adalah kemalasan yang abadi.

Sebab, kewajiban pertama seorang pembeli buku adalah membacanya. sebelum kemudian ia memilih untuk menyimpan dan mengadopsinya sebagian atau bahkan keseluruhan pengetahuan untuk meniti kehidupan.

Kita tahu, buku adalah jendela ilmu pengetahuan. Jendela yang mengarahkan kita untuk melihat realitas dunia luar yang bahkan—bisa saja—lebih luas dan terbuka. Tak hanya, sebatas pengetahuan dalam sekotak ilmu pengetahuan yang tersampul rapi dalam sebuah buku.

Dalam sebuah buku Bibliomania or Book Madness: A Bibliographical Romance (1809), Thomas Frognall Dibdin menuliskan pada mulanya kebiasaan mengumpulkan buku merupakan hal biasa yang dilakukan para gentlemen di Inggris. 

Namun, lambat laun kebiasaan tersebut berubah menjadi semacam sikap obsesif untuk mengumpulkan buku terus-menerus. Seringkali buku-buku itu tidak dibaca atau bahkan dilihat kembali. Nahasnya lagi, penimbun buku-buku tersebut menjadi cara untuk melarikan diri dari hubungan sekitar yang kurang baik.

Peralihan zaman dan kebudayaan turut merubah pola pembacaan atas buku, yang telah beralih ke dalam teknologi digital. Kita mungkin telah lupa bagaimana sensasi membaca pengetahuan dalam sekotak buku, dan lebih menikmati literasi digital.

Barangkali, kita akan ramai-ramai menyalahkan subjek dalam penelitian tersebut, yang justru mengubur dalam-dalam pengetahuan. Sementara, kita butuh pengetahuan untuk bangkit dari nalar keterasingan menuju nalar pencerahan, sebagaimana impian yang dicita-citakan oleh Jurgen Habermas.

Penulis: Nur Rozikin

  • 0share
  • 0
  • 0
  • 0
  • 0
Tags: artikelBaca bukuBukukejahatan terhadap buku
Previous Post

Cara Mengawali Pembicaraan dengan Orang Introvert

Next Post

Menghilangkan Sakit Hati Akibat Penolakan

Nur Rozikin

Nur Rozikin

Nur Rozikin - Mahasiswa Pendidikan Agama Islam (PAI) Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) Universitas Islam Negeri Walisongo Semarang

Related Posts

Mencari Kebenaran, Pengetahuan Mitologi, Filosofi Esoteris, Freemasonry, Konspirasi Freemasonry
Esai

Mencari Kebenaran dalam Bongkahan Mitologi

by Moehammad Alfarizy
18 Juni 2025
0

...

Read more
Tren Stecu, Dampak Tren Stecu, Fenomena Stecu, Praktik Budaya Digital, Stecu

Pakaian Perempuan dan Kesenangan Laki-laki dalam Tren Stecu-Stecu

8 Juni 2025
Asupan Instastory, Fenomena Kesibukan Palsu, Fake Busy, Kesibukan Palsu Mahasiswa, Kesibukan Palsu

Kehidupan Setengah Hati demi Asupan Instastory

30 Mei 2025
Emosi Pria, Maskulinitas Pria, Budaya Patriarki, Standar Maskulinitas, Bias Gender

Realitas Semu Emosi Pria

13 Mei 2025
Multitasking, Risiko Multitasking, Dampak Buruk Multitasking, Mahasiswa Multitasking, Pengaruh Multitasking

Multitasking: Dalang di Balik Kerusakan Otak

5 Mei 2025

ARTIKEL

  • All
  • Kolom
  • Mimbar
  • Rak
  • Sinema
  • Opini
Asupan Instastory, Fenomena Kesibukan Palsu, Fake Busy, Kesibukan Palsu Mahasiswa, Kesibukan Palsu

Kehidupan Setengah Hati demi Asupan Instastory

30 Mei 2025
Ketua SPS, SPS Awards, Serikat Perusahaan Pers, Penghargaan Pers, ISMA 2025, Januar P. Ruswita

Ketua SPS Januar Tegaskan Komitmen terhadap Kualitas Jurnalisme

24 Mei 2025
Parkir Mahasiswa, Parkir Mahasiswa Mahad, Parkir Semrawut, Parkir Liar, Mahad UIN Walisongo

Minimnya Lahan Sebabkan Parkir Mahasiswa Mahad UIN Walisongo Semrawut

5 Juni 2025
Parkir mahasiswa, Penertiban parkir UIN Walisongo, Proyek cut and fill, Pembangunan gedung profesi UIN Walisongo, UIN Walisongo, Lahan parkir 

Belum Tampak Pembangunan, Kabag RT Pastikan Proyek Gedung Profesi Terpadu UIN Walisongo Tetap Berlanjut

18 Juni 2025
Load More

Trending News

  • UIN Walisongo, Beasiswa UIN Walisongo, Bantuan Pendidikan, Beasiswa S1, Syarat Beasiswa

    UIN Walisongo Sediakan 9 Beasiswa dan Bantuan Pendidikan bagi Mahasiswa

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • 7 Atribut Ini Wajib Dikenakan Saat Wisuda

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Terinspirasi Pemikiran Socrates, Antarkan Iffah Raih Predikat Wisudawan Terbaik FUHUM

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Beredar Informasi Kembalinya Sistem Parkir Berbayar di UIN Walisongo, Kabag Umum: Masih Wacana

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Ketua FORMAKIP UIN Walisongo Pastikan Tidak Ada Pemotongan Biaya Living Cost

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Ini 11 Pondok Pesantren Dekat UIN Walisongo

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
Amanat.id

Copyright © 2012-2026 Amanat.id

Navigasi

  • Tentang Kami
  • Media Partner
  • Advertorial
  • Pedoman Media Siber
  • Redaksi
  • Kontak

Ikuti Kami

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
  • Login
  • Warta
    • Varia Kampus
    • Indepth
    • Seputar Ngaliyan
    • Regional
    • Nasional
  • Sastra
    • Cerpen
    • Puisi
  • Artikel
    • Esai
    • Opini
    • Mimbar
    • Kolom
    • Rak
    • Sinema
  • Milenial
    • Kesehatan
    • Teknologi
    • Melipir
  • Sosok
  • Akademik
  • Lainnya
    • Epaper
      • Tabloid SKM Amanat
      • Soeket Teki
      • Buletin SKM Amanat
      • Bunga Rampai
    • Ormawa
    • Jejak Amanat
No Result
View All Result

Copyright © 2012-2026 Amanat.id

Send this to a friend