Mendengar kata “Cinderella”, kita akan diajak mengingat salah satu dongeng masa kanak-kanak yang mengisahkan seorang putri lugu yang hidup bersama ibu tiri jahat dan berakhir dipersunting pangeran tampan. Disney juga pernah mengangkat kisahnya menjadi film romansa fantasi berlatar zaman kerajaan klasik dengan nuansa khas dongeng.
Namun, film Cinderella (2021) Garapan Kay Canon memiliki wajah baru dari kisah aslinya. Film yang tayang khusus di situs Amazon Prime ini rilis pada 30 Agustus 2021 lalu.
Sosok Ella (Camilla Cabello) dikisahkan sebagai gadis penuh semangat, sedikit konyol, bermimpi besar, serta berjiwa tangguh. Ella memiliki hobi menjahit gaun dan bermimpi menjadi perancang busana terkemuka.
Ella tinggal bersama ibu dan dua saudara tirinya di sebuah desa dengan keterbatasan persepsi sosial mengenai peran seorang wanita. Warga desa selalu mencibir usaha Ella ketika dalam meraih mimpinya.
Suatu ketika, sebuah pesta dansa kerajaan diadakan. Pangeran Robert melamar Ella pada acara tersebut. Pangeran Robert menjadi satu-satunya orang yang tidak mengolok mimpi Ella. Di saat yang sama, seorang ratu dari Afrika—Ratu Vivian—tertarik dengan gaun rancangan Ella dan memberi tawaran kepada Ella untuk menjadi desainer pribadi Ratu.
Ella dihadapkan oleh keputusan sulit. Menerima kesempatan sebagai desainer pribadi Ratu Vivian atau menjadi istri Pangeran Robert dengan segala kasih sayangnya.
Meskipun alur yang disuguhkan klise, Cinderella (2021) juga mengangkat nila-nilai modern. Karakter kejam dari ibu tiri dan saudaranya tidak lagi menjadi fokus cerita. Idiom-idiom klasik tak lagi ditonjolkan.
Film ini fokus pada nilai-nilai modern seperti kemandirian, kesetaraan gender, inklusi, keragaman, hingga kekuatan prinsip seorang perempuan. “I have dreams that I have to chase (Aku punya mimpi-mimpi yang harus diraih).” Begitulah prinsip Ella yang selalu ia genggam.
Cinderella (2021) menunjukkan bahwa perempuan berhak atas pekerjaan di ranah publik. Perempuan harus memiliki peran penting dalam dunia politik. Nilai-nilai tersebut mendominasi atas plot yang ditampilkan. Poin menarik lain dari film ini adalah mempercayakan karakter ibu peri pada pemeran lelaki dan menyajikan film dalam bentuk drama musikal.
Sayangnya, akting Camilla Cabelo sebagai pemeran utama masih kurang maksimal. Pada beberapa adegan, Camilla tampak berlebihan dalam memainkan ekspresi serta kemistrinya bersama Nicholas Galitzine masih kurang kuat. Beberapa dialog yang diucap pun sering terdengar datar. Kay Cannon mengambil keputusan berisiko dengan langsung menjadikan Camilla sebagai pemeran utama di debut film perdana penyanyi berusia 25 tahun tersebut.
Terlepas dari kekurangannya, film ini layak sekali ditonton. Terutama bagi penikmat film kisah klasik yang ingin mendapatkan nuansa tontonan baru. Pesan yang disampaikan dalam film juga layak untuk membentuk pandangan yang lebih luas perihal isu-isu gender.
Judul Film: Cinderella (2021)
Produser : James Cordon, Leo Pearlman, Jonathan Kadin, dan Shannon Mclntosh
Sutradara: Kay Cannon
Penulis Naskah: Kay Cannon
Pemeran: Camila Cabello, Nicholas Galitzine, Idina Menzel, Minnie Driver, Billie Porter, Pierce Brosnan
Genre: Drama musikal, komedi, romansa
Duras: 113 menit
Rilis: 30 Agustus 2021
Resentator: Erika Layliyah