• Tentang Kami
  • Media Partner
  • Pedoman Media Siber
  • Redaksi
  • Advertorial
  • Kontak
Senin, 21 Juli 2025
  • Login
Amanat.id
  • Warta
    • Varia Kampus
    • Indepth
    • Seputar Ngaliyan
    • Regional
    • Nasional
  • Sastra
    • Cerpen
    • Puisi
  • Artikel
    • Esai
    • Opini
    • Mimbar
    • Kolom
    • Rak
    • Sinema
  • Milenial
    • Kesehatan
    • Teknologi
    • Melipir
  • Sosok
  • Akademik
  • Lainnya
    • Epaper
      • Tabloid SKM Amanat
      • Soeket Teki
      • Buletin SKM Amanat
      • Bunga Rampai
    • Ormawa
    • Jejak Amanat
No Result
View All Result
  • Warta
    • Varia Kampus
    • Indepth
    • Seputar Ngaliyan
    • Regional
    • Nasional
  • Sastra
    • Cerpen
    • Puisi
  • Artikel
    • Esai
    • Opini
    • Mimbar
    • Kolom
    • Rak
    • Sinema
  • Milenial
    • Kesehatan
    • Teknologi
    • Melipir
  • Sosok
  • Akademik
  • Lainnya
    • Epaper
      • Tabloid SKM Amanat
      • Soeket Teki
      • Buletin SKM Amanat
      • Bunga Rampai
    • Ormawa
    • Jejak Amanat
No Result
View All Result
Amanat.id

[Resensi Buku] Wartawan: Penyiar Kebenaran yang Terkurung dalam Tekanan

Wartawan era 90-an sebagai latar belakang kisah ini yang disajikan dalam bentuk satire. Betapa berat profesi “pembawa kabar”; dituntut menyampaikan kebenaran, tetapi–pada saat itu–terkurung dalam tekanan.

by Redaksi SKM Amanat
6 tahun ago
in Rak, Sastra
0
(Sumber foto: Goodreads.com)

Leila S. Chudori, penulis kelahiran Jakarta, 12 Desember 1962. Berprofesi sebagai wartawan majalah berita Tempo, editor buku Bahasa! Kumpulan Tulisan di Majalah Tempo (Pusat Data Analisa Tempo, 2008), dan penulis skenario beberapa drama televisi.

Buku “9 dari Nadira” merupakan kumpulan cerpennya yang telah dibukukan. Empat dari sembilan cerpen pernah diterbitkan, yaitu: “Melukis Langit” di majalah Matra Maret 1991; “Nina dan Nadira” di majalah Matra Mei 1992; “Mencari Seikat Seruni” di majalah Horison April 2009; dan “Tasbih” di majalah Horison September 2009. Kendati terdiri dari sembilan cerpen, buku ini dapat dinikmati sebagai novel karena antara cerpen satu dengan yang lain saling berkesinambungan.

Kisah dimulai ketika Nadira Suwandi, tokoh utama, menemukan ibunya tewas celentang karena menenggak pil tidur. Kematian ibunya yang mendadak dan mengejutkan, berdampak pada kehidupan Nadira sebagai seorang adik (“Nina dan Nadira”), anak (“Melukis Langit”), wartawan (“Tasbih”; “Sebilah Pisau”), kekasih (“Ciuman Terpanjang”), istri (“Kirana”), hingga garis kehidupan membawa Nadira kembali pada masa lalunya untuk mencari ketenangan dan kebenaran perasaan (“At Pedder Bay”).

Kepergian Kemala–ibu Nadira–memberi dampak yang mendalam pada kondisi psikis anak dan suaminya. Bramantyo–suaminya–menghabiskan seluruh malam dengan menyaksikan film yang sudah ia tonton ribuan kali, Nina–anak sulung–memilih menyibukkan diri dengan merampungkan pendidikannya di New York, dan Arya mengasingkan diri di hutan. Sementara Nadira, si bungsu, selama berbulan-bulan ia tidak berani pulang, tidur meringkuk di kolong meja kerja. Senyumnya hilang, hidupnya bagai matahari tanpa sinar. Redup dan perlahan pudar.

Nadira menggunakan setangkai bunga seruni putih sebagai pengganti tasbih, mencabut helai demi helai kelopaknya acap kali kalimat zikir keluar dari mulutnya. Ia mempertahankan hidup dengan menggumamkan zikir yang diajarkan ibunya ketika kecil. Hal ini sesuai dengan pengakuan Kris, ilustrator majalah Tera yang diam-diam memperhatikannya:

Baca juga

Aku, Siapa?

Letup Kalbu

Jumat di Rumah Tua

Nadira tersenyum. Dia membisikkan kalimat-kalimat zikir itu. Yang rupanya membuat Nadira lebih tenang. Barangkali. (hlm. 203)

Leila memilih kehidupan seorang wartawan era 90-an sebagai latar belakang kisah ini yang disajikan dalam bentuk satire. Betapa berat profesi “pembawa kabar”; dituntut menyampaikan kebenaran, tetapi–pada saat itu–terkurung dalam tekanan.

“Wartawan yang tak mungkin menulis tentang kebenaran, karena kalau kita menulis tentang bisnis anak-anak pejabat, kita akan ditelepon.” (hlm. 81)

 “… tentang bagaimana para wartawan dengan semangat menggebu-gebu meliput tentang kebanjiran di sebuah desa; tentang jatuhnya sebuah kapal terbang, tentang kudeta di Thailand dan Filipina, dan juga tentang kasus pembebasan tanah. Tapi kita tak bisa menulis borok di negeri sendiri. Kita hanya bisa menulis tragedi di negeri orang….” (hlm. 81)

Hal ini menjelaskan bahwa pada saat itu, pemerintah campur tangan dalam warta yang akan disiarkan. Tidak diperbolehkan membahas mengenai “orang atas”–baik kehidupan pribadi, kekuasaan, maupun tentang keluarganya–, serta aib negara sendiri.

Meski mengangkat persoalan yang cukup pelik, Leila mampu mengolahnya dengan bumbu asmara dan romansa. Berbagai masalah percintaan tersaji dalam buku ini, mulai dari cinta pada pandang pertama, cinta yang tak direstui orang tua, cinta bertepuk sebelah tangan, hingga cinta datang terlambat.

Di balik kelebihan dan keindahannya, setiap karya pasti memiliki kekurangan. Ditemukan beberapa kata yang ternyata tidak terdapat dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) dan mesin pencarian, seperti kata blonda, dibanjurkan, mesiah, mengeritik, dan plagmatisme. Selain itu, penggunaan sudut pandang yang tidak konsisten (orang pertama dan ketiga), menyebabkan ketidaknyamanan ketika membaca. Selebihnya, karya Leila memang tidak pernah mengecewakan.

Leila mengakhiri kisah Nadira dengan cliffhanger. Setelah berhasil mengoyak emosi dengan berbagai persoalan rumit, pembaca dibuat menerka apa yang akan terjadi berikutnya. Penyampaian dengan kalimat yang ringan dan alur campuran, menjadikan buku ini cocok  sebagai teman mengisi waktu luang. Tidak hanya oleh jurnalis, tetapi semua kalangan, karena ada banyak pelajaran yang terkandung di dalamnya.

 


Identitas Buku
Judul Buku : 9 dari Nadira
Penulis : Leila S. Chudori
Halaman: xi+ 270
Penerbit: KPG
Resentator: Rizkyana Maghfiroh

  • 2SHARE
  • 0
  • 0
  • 2
  • 0
Tags: dunia 9 nadiraleila s chudoripewarta kebenaranreview nadira
Previous Post

KKN Walisongo Lakukan Pencegahan Banjir di Demak

Next Post

UIN Walisongo Buka Wacana Opsi Tugas Akhir Mahasiswa Tanpa Skripsi

Redaksi SKM Amanat

Surat Kabar Mahasiswa UIN Walisongo Semarang. Untuk mahasiswa dengan penalaran dan takwa.

Related Posts

aku siapa, puisi aku siapa, sastra soeket teki, puisi soeket teki, skm amanat, puisi skm amanat
Puisi

Aku, Siapa?

by Naili Zumna Hidayah
15 Juni 2025
0

...

Read moreDetails
Letup Kalbu, Sastra Soeket Teki, Puisi Soeket Teki, SKM Amanat, Puisi SKM Amanat

Letup Kalbu

1 Juni 2025
Jumat di Rumah Tua, Puisi Rumah Tua, Puisi Amanat, SKM Amanat, Puisi Soeket Teki, Sastra Soeket Teki

Jumat di Rumah Tua

2 Mei 2025
laut, sastra soeket teki, puisi soeket teki, skm amanat, puisi skm amanat

Laut

27 April 2025
Pergi tanpa pamit, Puisi ibu, Sastra Soeket Teki, Puisi Soeket Teki, SKM Amanat, Puisi SKM Amanat

Pergi Tanpa Pamit

14 Maret 2025

ARTIKEL

  • All
  • Kolom
  • Mimbar
  • Rak
  • Sinema
  • Opini
PBAK UIN Walisongo, Expo UKM-F, Merger UKM, PBAK 2025, UIN Walisongo

Akibat Merger, Muncul Wacana Expo UKM-F Ditiadakan pada PBAK UIN Walisongo 2025

14 Juli 2025
Pendidikan Barak Militer, Kontroversi Pendidikan Barak, KDM, Guru Besar UIN Walisongo, Raharjo

Tuai Pro Kontra, Guru Besar Pendidikan UIN Walisongo Tanggapi Program Pendidikan Barak Militer KDM

21 Juni 2025
SEMA UIN Walisongo, Ketua SEMA UIN Walisongo, Safrizal, UIN Walisongo, Kenaikan UKT

Ketua SEMA UIN Walisongo Disebut Mengundurkan Diri dari Jabatannya, Kenapa?

7 Juli 2025
giant sea wall, banjir rob, penyebab banjir rob, proyek strategis nasional, solusi banjir rob

Giant Sea Wall, Solusi atau Jalan Pintas Atasi Rob?

7 Juli 2025
Load More

Trending News

  • PBAK UIN Walisongo, Perubahan Jadwal PBAK, Tanggal PBAK, DEMA UIN Walisongo, UIN Walisongo

    Sempat Berganti Tanggal, PBAK UIN Walisongo 2025 Dipastikan Terlaksana Pertengahan Agustus

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Ketua SEMA UIN Walisongo Disebut Mengundurkan Diri dari Jabatannya, Kenapa?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • 7 Atribut Ini Wajib Dikenakan Saat Wisuda

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Ini 11 Pondok Pesantren Dekat UIN Walisongo

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Berikut Beberapa Respons Mahasiswa terhadap Pembukaan 3 Prodi Baru UIN Walisongo

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Akibat Merger, Muncul Wacana Expo UKM-F Ditiadakan pada PBAK UIN Walisongo 2025

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
Amanat.id

Copyright © 2012-2026 Amanat.id

Navigasi

  • Tentang Kami
  • Media Partner
  • Advertorial
  • Pedoman Media Siber
  • Redaksi
  • Kontak

Ikuti Kami

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
  • Login
  • Warta
    • Varia Kampus
    • Indepth
    • Seputar Ngaliyan
    • Regional
    • Nasional
  • Sastra
    • Cerpen
    • Puisi
  • Artikel
    • Esai
    • Opini
    • Mimbar
    • Kolom
    • Rak
    • Sinema
  • Milenial
    • Kesehatan
    • Teknologi
    • Melipir
  • Sosok
  • Akademik
  • Lainnya
    • Epaper
      • Tabloid SKM Amanat
      • Soeket Teki
      • Buletin SKM Amanat
      • Bunga Rampai
    • Ormawa
    • Jejak Amanat
No Result
View All Result

Copyright © 2012-2026 Amanat.id

Send this to a friend