By using this site, you agree to the Privacy Policy and Terms of Use.
Accept
Amanat.idAmanat.idAmanat.id
  • Warta
    • Varia Kampus
    • Indepth
    • Seputar Ngaliyan
    • Regional
    • Nasional
  • Artikel
    • Esai
    • Opini
    • Mimbar
    • Kolom
    • Buku
    • Film
  • Milenial
    • Kesehatan
    • Teknologi
    • Melipir
  • Sosok
  • Akademik
  • Lainnya
    • Epaper
      • Tabloid SKM Amanat
      • Soeket Teki
      • Buletin SKM Amanat
      • Bunga Rampai
    • Ormawa
    • Jejak Amanat
  • Cerpen
  • Puisi
Reading: [Resensi Buku] Kerinduan para Burung Camar untuk Pulang
Share
Notification Show More
Font ResizerAa
Font ResizerAa
Amanat.idAmanat.id
  • Tentang Kami
  • Media Partner
  • Advertorial
  • Pedoman Media Siber
  • Redaksi
  • Kontak
Search
  • Warta
    • Varia Kampus
    • Indepth
    • Seputar Ngaliyan
    • Regional
    • Nasional
  • Artikel
    • Esai
    • Opini
    • Mimbar
    • Kolom
    • Buku
    • Film
  • Milenial
    • Kesehatan
    • Teknologi
    • Melipir
  • Sosok
  • Akademik
  • Lainnya
    • Epaper
    • Ormawa
    • Jejak Amanat
Have an existing account? Sign In
Follow US
Buku Pulang karya Leila S. Chudori (Sumber foto: efisus.wordpress.com)
Buku

[Resensi Buku] Kerinduan para Burung Camar untuk Pulang

Last updated: 18 Oktober 2021 3:00 am
Rizkyana Maghfiroh
Published: 18 Oktober 2021
Share
SHARE
Buku Pulang karya Leila S. Chudori (Sumber foto: efisus.wordpress.com)

Sejak kelahirannya pada Desember 2012, Pulang telah diterjemahkan ke bahasa Inggris, Prancis, Belanda, Jerman, dan Italia. Pulang juga berhasil memenangkan “Prosa Terbaik Khatulistiwa Award 2013” dan masuk nominasi “75 Notable Translations of 2016 by World Literature Today“.

Harga yang pantas untuk mahakarya secemerlang Pulang yang menyajikan tiga peristiwa penting: tragedi ’65 di Indonesia, Revolusi Prancis pada Mei 1968, dan Reformasi di Indonesia pada Mei 1998.

Pulang merupakan representasi dari kehidupan aktivis pada era Orde Lama pasca tragedi ’65. Terutama bagi pihak-pihak yang condong ke “kiri”, keluarga dan kerabatnya, bahkan yang tidak memilih aliran politik manapun (netral).

Sejarah—meski tak tertulis—membuktikan, untuk tiga tahun berikutnya setelah 1965, Indonesia memiliki beberapa tahap kekejian: perburuan, penunjukan nama, penggeledahan, penangkapan, penyiksaan, penembakan, dan pembantaian. [70]

Leila merangkum peristiwa penuh darah dan nelangsa menjadi drama kekeluargaan, persahabatan, dan tentu saja asmara. Dibagi dalam tiga babak: Dimas Suryo dalam pengembaraan abadi; Lintang Utara yang mencari identitas diri; serta Segara Alam bersama cita-cita kemenangan.

Kendati Leila menyelipkan bait-bait T.S. Elliot, Subagio Sastrowardoyo, Goenawan Mohamad, Auden, Led Zeppelin, atau yang lain; toh tetap saja tak mampu mengusir desir akibat tegang, ngilu, dan sendu yang disuguhkan bergantian.

Dimas, Nug, dan Risjaf yang ‘dikirim’ ke luar negeri sebagai delegasi tidak pernah tahu bahwa mereka takkan pernah bisa kembali. Terombang-ambing di negeri orang tanpa perbekalan, bahkan niat sekalipun, bukanlah hal mudah. Meski sebagian besar telah membentuk keluarga ‘baru’, dalam hati tetap terbesit keinginan untuk pulang ke tanah kelahiran. Harapan yang diketahui secara pasti tidak akan terjadi selagi penguasa belum berganti.

Para burung pengelana akan tetap dibiarkan menetap di negara seberang. Nama mereka dihapus dari sejarah Indonesia dan sejarah peradaban hidup ini, sedangkan rezim akan diteruskan demikian turun-temurun. [202]

Membaca Pulang seperti mencium aliran darah yang mengalir deras di sepanjang Bengawan Solo atau rembesan semangat perjuangan yang tertembak di kampus Trisakti. Sama saja: miris dan amis.

Tapi kegelisahan mengganggu setiap kali aku membaca surat-surat Aji yang berisi kisah horor pembantaian demi pembantaian di mana-mana: bukan hanya di Pulau Jawa, tetapi di Indonesia. Surat Aji berikutnya yang membuatku terhenyak adalah saat perburuan masuk ke Solo dan korban-korban dicemplungkan ke Bengawan Solo. / Merah. Sungai yang membesarkan aku menjadi merah darah. [79]

Nahasnya, peristiwa perburuan tersebut memberi imbas pada generasi berikutnya, yang lahir jauh setelah ’65. Baik dampak secara ekonomi karena orang tuanya dibatasi dalam memperoleh pekerjaan maupun dampak psikis. Seperti Lintang yang tak mengenal sebagian darah yang mengalir dalam dirinya; Alam dengan dendam yang membara; Bimo dan Rama yang dihantui kecemasan.

Dalam Pulang, secara pragmatis Leila memilih kisah Bima dan Ekalaya sebagai representasi tokoh utama. Dimas Suryo, lelaki tegas dan tangkas yang tak pernah diakui tetapi selalu masygul mencurahkan cinta segenap hati. Seperti cinta Bima kepada Drupadi dan cinta Ekalaya kepada Resi Dorna.

Gaya bahasa yang digunakan sangat ringan dan hidup. Mengetuk dan melambai hati agar membaca hingga usai. Menunjukkan bahwa sejarah, meski pelik dan kompleks, tetap bisa dinikmati.

Pulang juga menekankan agar kita sebagai generasi kekinian tidak boleh sekonyong-konyong menerima sejarah yang dijejalkan dari buku maupun pelajaran. Ada banyak versi sejarah yang barangkali bertentangan, tetapi saling melengkapi dan membuka pandangan.

Terakhir, sebagaimana yang ditanyakan Alam:

… siapakah pemilik sejarah? Siapa yang menentukan siapa yang jadi pahlawan dan siapa yang penjahat? Siapa pula yang menentukan akurasi setiap peristiwa?

Yu Kenanga sering mengutip bahwa pemilik sejarah adalah penggenggam kekuasaan.

Menurutku, pemilik sejarah adalah para perenggut kekuasaan dan kelas menengah yang haus harta dan tak keberatan duduk reriungan mesra bersama penguasa. Aku lebih suka menggunakan kata ‘perenggut’, karena mereka yang berkuasa selama puluhan tahun sesungguhnya tak berhak memerintah negeri ini. [288-289]

 

Judul: Pulang
Penulis: Leila S. Chudori
Penerbit: Kepustakaan Populer Gramedia (KPG)
Tahun terbit: 2019 (cetakan ke-12)
ISBN: 978-602-424-275-6
Ukuran: 13,5 × 20 cm; viii + 461 hlm.
Genre: Novel (Roman Sejarah)
Ilustrator: Dimas “Timbul” Cahya Krisna
Resentator: Rizkyana Maghfiroh

Potret Dehumanisasi Sosial dari yang Menangis Sepanjang Hari
Bukan Pasarmalam; Potret Pejuang yang Dilupakan oleh Masyarakat dan Sejarah
[Resensi Buku] Manfaat Berdebat Dengan Orang Goblok
3 Buku Recomended yang Bisa Menemani Kamu Saat Libur Panjang
Kebebasan Manusia Tercekal Dogma Agama
TAGGED:leila s chudorinovel pulangresensi novel pulangresensi skm amanat
Share This Article
Facebook Email Print

Follow US

Find US on Social Medias
FacebookLike
XFollow
YoutubeSubscribe
TelegramFollow

Weekly Newsletter

Subscribe to our newsletter to get our newest articles instantly!
[mc4wp_form]
Popular News
Keinginan Hidup, Keinginan hidup normal, Film Sleep Call, Resensi film Sleep Call, Film mental health, 
Film

Dualisme Keinginan Hidup Normal

Bayu Setyawan
2 Agustus 2024
Adakan Seminar, Dema FSH Angkat Tema Ibu Kota Negara Baru
Pemadaman Aliran Listrik PLN, Tidak Pengaruhi Acara Wisuda ke-73
UAS Bahasa Online, Begini Mekanisme yang Disiapkan PPB
FDK adakan Pelatihan BTQ sebagai Syarat Munaqosah
- Advertisement -
Ad imageAd image
Global Coronavirus Cases

Confirmed

0

Death

0

More Information:Covid-19 Statistics
  • Warta
    • Varia Kampus
    • Indepth
    • Seputar Ngaliyan
    • Regional
    • Nasional
  • Artikel
    • Esai
    • Opini
    • Mimbar
    • Kolom
    • Buku
    • Film
  • Milenial
    • Kesehatan
    • Teknologi
    • Melipir
  • Sosok
  • Akademik
  • Lainnya
    • Epaper
      • Tabloid SKM Amanat
      • Soeket Teki
      • Buletin SKM Amanat
      • Bunga Rampai
    • Ormawa
    • Jejak Amanat
  • Cerpen
  • Puisi
Reading: [Resensi Buku] Kerinduan para Burung Camar untuk Pulang
Share

Tentang Kami

SKM Amanat adalah media pers mahasiswa UIN Walisongo Semarang.

Kantor dan Redaksi

Kantor redaksi SKM Amanat berlokasi di Gedung Pusat Kegiatan Mahasiswa (PKM) Lantai 1, Kampus III UIN Walisongo, Jalan Prof. Hamka, Ngaliyan, Kota Semarang, dengan kode pos 50185

  • Tentang Kami
  • Media Partner
  • Pedoman Media Siber
  • Redaksi
  • Advertorial
  • Kontak
Reading: [Resensi Buku] Kerinduan para Burung Camar untuk Pulang
Share
© Foxiz News Network. Ruby Design Company. All Rights Reserved.
Welcome Back!

Sign in to your account

Username or Email Address
Password

Lost your password?