Amanat.id- Rena Selvia menyabet gelar Wisudawan Terbaik Program Studi Ilmu Hukum (IH), Fakultas Syari’ah dan Hukum (FSH), Universitas Islam Negeri (UIN) Walisongo, serta Skripsi Terbaik FSH dengan Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) 3,99 pada wisuda ke-92 di Gedung Prof. TGK. Ismail Yaqub, Sabtu (8/6/2024).
Skripsi Rena yang berjudul “Konstitusionalitas Konsep Smart City Ibu Kota Nusantara dan Pembangunan Lingkungan Berkelanjutan Dalam Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2022 Tentang Ibu Kota Negara” terinspirasi dari mosi IKN yang sering dibawakannya saat lomba debat.
“Saat lomba debat, aku sering sekali mendapat mosi terkait IKN, akhirnya aku memiliki ketertarikan dengan isu ini,” jelasnya.
Mendapatkan gelar skripsi terbaik FSH UIN Walisongo, Rena yang mengabdi sebagai Duta Lingkungan UIN Walisongo pun terpanggil untuk mengangkat isu lingkungan.
“Berkecimpung di Duta Lingkungan UIN Walisongo membuatku ingin sekali membahas tentang lingkungan berkelanjutan,” tuturnya.
Rena juga menerangkan bahwa dirinya sempat mengalami kesulitan dalam menyelesaikan skripsi yang sudah disusun dari jauh hari, karena aktif di berbagai kegiatan.
“Jauh hari aku mengerjakan skripsi, tapi karena ada aktivitas, lomba, tugas duta, yang mengharuskanku membagi waktu sehingga kurang fokus mengerjakan skripsi,” akunya.
Rena juga menerangkan bahwa tantangan terbesarnya saat menyelesaikan skripsi adalah kegiatan yang mengharuskannya pulang pergi ke luar kota.
“Mengikuti Intensive Leadership Program yang diadakan oleh Projek Seratus bersama Walikota Bogor. Yang mana, kegiatannya harus bolak balik Jakarta, Bogor, Semarang, ini challenging sekali,” ucapnya.
Namun, dengan keterampilan membagi waktu, Rena akhirnya dapat menyelesaikan gelar sarjana kurang dari empat tahun.
“Tantangannya ada di sana, membagi waktu dengan semua kegiatan, agar semua tetap terkejar dan alhamdulillah aku bisa lulus 3 tahun 7 bulan 1 hari,” terangnya.
Menurutnya, semua orang bisa menjadi wisudawan terbaik. Namun, tidak semua bisa menyeimbangkan kegiatan akademik dan non-akademik.
“Semua orang bisa menjadi wisudawan terbaik, tapi belum tentu semua orang bisa mendapatkan IPK segitu dengan akademik, organisasi, kegiatannya balance,” tuturnya.
Ia mengatakan, dari banyak prestasi yang didapat, juara 1 lomba Debat Konstitusi di Porsi Jawara menjadi yang paling berkesan.
“Semua prestasi itu membanggakan, tapi yang paling mengesankan itu waktu mendapatkan juara satu lomba Debat Konstitusi di Porsi Jawara, di mana untuk pertama kali di tingkat PTKIN mendapat medali emas,” jelasnya.
Rena juga mengaku bahwa dirinya adalah anggota pertama dari keluarganya yang menjadi sarjana.
“Di keluarga, aku adalah sarjana pertama. Orang tuaku bukan serjana, tapi mereka berhasil melahirkan seorang sarjana terbaik,” ucapnya.
Ia juga mengatakan cita-cita, visi, dan keinginan untuk mengangkat derajat keluarga menjadi motivasinya selama ini.
“Motivasi terbesar itu cita-cita, visi misi, dan ada orang tua dan keluarga yang harus aku banggakan, ada keluarga yang harus aku angkat derajatnya,” jelas Rena.
Setelah lulus, sambung Rena, dirinya ingin terus berkarya dan membawa UIN Walisongo ke ranah internasional.
“Saat ini sedang persiapan studi, ingin sekali berkarya di dunia internasional dan membawa nama UIN lebih go international,” pungkasnya.
Reporter: Eka R.