Amanat.id- Pemandangan berbeda terlihat saat penutupan Pengenalan Budaya Akademik dan Kemahasiswaan (PBAK), lantaran ada dua spanduk selain atribut PBAK yang tiba-tiba muncul di Lapangan Utama Kampus III UIN Walisongo, Kamis (22/8/2019).
Memasuki acara terakhir PBAK 2019 yaitu upacara penutupan, terlihat ada spanduk di sebelah timur lapangan yang bertuliskan “UKT Tinggi, kok diam” dan sebelah utara lapangan yang bertuliskan “UIN Walisongo kampus kemanusiaan dan berperadaban dengan UKT rasa konglomerat”.
Bertepatan saat itu upacara penutupan dihadiri oleh rektor dan jajarannya. Usai upacara penutupan selesai, Imam Taufik, Rektor UIN Walisongo tidak banyak berkomentar mengenai kemunculan spanduk terhadap protes Uang Kuliah Tunggal (UKT).
“Ya enggak apa-apa, namanya juga ekspresi, ” tutur Imam singkat sambil berlalu meninggalkan tempat upacara penutupan.
Ketika diusut mengenai munculnya spanduk protes UKT, Muhammad Syukron Hidayat selaku ketua panitia PBAK mengaku tidak tahu siapa yang menulis dan memasangnya.
“Saya juga tidak bisa memastikan mahasiswa baru ataukah mahasiswa lama yang melakukan hal tersebut,” ungkapnya.
Syukron menambahkan, bahwa munculnya protes di spanduk itu hal wajar karena UKT tahun ini menurutnya sangat tinggi.
“Itu salah satu bentuk aspirasi mereka karena nominal UKT tahun ini sangat berbeda dari tahun-tahun sebelumnya,” jelas Syukron.
Malam hari ketika Amanat.id mencoba melihat ke lokasi kejadian, spanduk di sebelah utara lapangan sudah berpindah kedepan gedung Fakultas Ilmu Sosial dan Politik hingga pagi ini, Jumat (23/8/2019).
Reporter: Mohammad Hasib
Editor: Iin EW