Amanat.id- Rektor Universitas Islam Negeri Walisongo Semarang, Imam Taufik meninjau langsung pelaksanaan Pembelajaran Tatap Muka (PTM) terbatas di lingkungan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK). Ia menegaskan bahwa para mahasiswa harus menjadi pionir protokol kesehatan baik di dalam maupun di luar kelas. Hal ini disampaikan saat berbincang dengan mahasiswa yang ada di ruang kelas dan ruang maya (zoom).
“Protokol kesehatan harus selalu dijaga baik ketika pembelajaran maupun setelah pembelajaran selesai. Satu lagi yang terpenting, usahakan untuk tidak berkerumun setelah selesai pembelajaran” Jelasnya.
FITK memiliki fasilitas protokol kesehatan lengkap seperti tempat cuci tangan dan hand sanitizer yang tersebar di berbagai sudut kampus. Hal ini dilakukan untuk mendorong kepatuhan terhadap protokol kesehatan.
Mustika, salah satu mahasiswa semester 1 yang mengikuti perkuliahan mengaku senang dan antusias mengikuti pembelajaran secara langsung walaupun masih terbatas.
“Alhamdulillah, saya senang karena bisa mengikuti pembelajaran di kampus UIN Walisongo secara langsung. Kelasnya bagus dan sudah berbasis IT, jadi lebih semangat untuk belajar” Ujarnya.
Mahasiswi jurusan Pendidikan Bahasa Inggris (PBI) ini berharap bahwa pandemi segera berakhir dan ia bisa belajar bersama teman-temanya di kampus secara langsung tanpa harus dibatasi.
Dalam kesempatan yang sama salah satu dosen FITK, Agus Mutohar menyatakan PTM dengan blended learning ini merupakan solusi terbaik untuk pembelajaran saat ini dimana 50 persen mahasiswa online dan 50 persen offline secara bergantian. Selain itu mahasiswa akan kembali termotivasi untuk belajar.
“FITK sudah mempunyai fasilitas yang baik dengan smart TV, kamera, dan jaringan internet yang stabil. Mahasiswa bisa antusias mengikuti perkuliahan secara real time baik yang offline maupun online dengan sarana ini”, ucapnya
Sementara itu, Dekan FITK, Lift Anis Ma’sumah menyatakan pelaksanaan PTM dilakukan dengan persiapan yang matang baik dari segi protokol maupun kesiapan tenaga pengajar. Tenaga pengajar sudah dibekali dengan kemampuan pengoperasian fasilitas Smart Class sebelumnya agar pembelajaran berlangsung efektif.
Didampingi para Wakil Dekan, perempuan yang biasa disapa Bu Lift ini menegaskan bahwa FITK memiliki fasilitas memadai yaitu Smart Class yang didukung dengan teknologi Interactive Flate Panel. Selain itu, koneksi internet yang kuat juga terpasang di semua lingkungan FITK untuk menunjang jalanya perkuliahan.
Ia menegaskan bahwa akan terus mengevaluasi pelaksanaan PTM terbatas agar nantinya bisa berjalan maksimal. Apresiasi yang setinggi-tingginya juga ia sampaikan kepada dosen, mahasiswa serta semua pihak yang antusias mendukung pelaksanaan kegiatan PTM.
“Setiap hari akan kami pantau, terutama pelaksanaan tatap muka terbatas, mungkin ada kendala teknis, atau hal lainya. Selain itu, pelaksanaan prokes menjadi fokus kami, terutama tidak hanya di dalam kelas tetapi juga di luar kelas. Temuan-temuan di lapangan akan kami jadikan bahan evaluasi ke depan” tegasnya.
Adapun mekanisme PTM terbatas kali ini menggunakan sistem pergantian. Mahasiswa yang dapat mengikuti pekuliahan dibatasi maksimal 25 mahasiswa dalam setiap ruang kelas dan sisanya mengikuti secara daring.
Satgas Covid-19 FITK juga memastikan bahwa mahasiswa yang mengikuti pembelajaran sudah divaksin. Berdasarkan temuan di lapangan menunjukkan sebagian besar mahasiswa sudah mendapatkan vaksin.
Sebelumnya, mahasiswa melakukan pembelajaran full online. Setelah adanya kebijakan ini setidaknya dapat mengobati rasa kerinduan mahasiswa akan iklim akademik di kampus FITK tercinta.
Reporter: Shaf