• Tentang Kami
  • Media Partner
  • Pedoman Media Siber
  • Redaksi
Minggu, 5 Februari 2023
  • Login
Amanat.id
  • Warta
    • Varia Kampus
    • Indepth
    • Seputar Ngaliyan
    • Regional
    • Nasional
  • Sastra
    • Cerpen
    • Puisi
  • Artikel
    • Esai
    • Opini
    • Mimbar
    • Kolom
    • Rak
    • Sinema
  • Milenial
    • Kesehatan
    • Teknologi
    • Melipir
  • Sosok
  • Akademik
  • Lainnya
    • Epaper
      • Tabloid Amanat
      • Soeket Teki
      • Buletin Amanat
      • Bunga Rampai
    • Ormawa
    • Jejak Amanat
No Result
View All Result
  • Warta
    • Varia Kampus
    • Indepth
    • Seputar Ngaliyan
    • Regional
    • Nasional
  • Sastra
    • Cerpen
    • Puisi
  • Artikel
    • Esai
    • Opini
    • Mimbar
    • Kolom
    • Rak
    • Sinema
  • Milenial
    • Kesehatan
    • Teknologi
    • Melipir
  • Sosok
  • Akademik
  • Lainnya
    • Epaper
      • Tabloid Amanat
      • Soeket Teki
      • Buletin Amanat
      • Bunga Rampai
    • Ormawa
    • Jejak Amanat
No Result
View All Result
Amanat.id

Refleksi Hari Nyepi: Bagaimana “Me-Nyepi” Mempengaruhi Kesehatan Jiwa?

Iin Endang Wariningsih by Iin Endang Wariningsih
4 tahun ago
in Artikel
0
Ritual hari raya nyepi (www.kabartoraja.com)

Tahun baru Saka menjadi awal kehidupan baru, yang perlu ditata lebih baik dari tahun sebelumnya bagi pemeluk agama Hindu. Mereka menyakini bahwa dengan menenangkan diri melalui Nyepi akan mendatangkan berbagai manfaat. Rangkaian upacara Nyepi bagi umat Hindu memiliki makna masing-masing.

Mulai pra Nyepi, tiga atau dua hari sebelum Hari Raya Nyepi umat Hindu akan melakukan penyucian diri dengan upacara Melasti. Upacara ini berupa mandi atau membersihkan diri di sumber air yang dekat dengan pura atau tempat yang dianggap suci. Pada intinya Nyepi terdiri dari empat pantangan atau larangan yang disebut catur brata penyepian, yaitu amati karya (tidak bekerja), amati geni (tidak menyalakan api atau cahaya), amati lelungan (tidak bepergian), amati lelanguan (tidak berkegiatan).

Saat melaksanakan empat pantangan ini umat Hindu akan merefleksikan dirinya selama satu tahun yang lalu. Tujuannya adalah untuk mendekatkan diri pada Tuhan. Segala aktifitas selama 24 jam itu dicurahkan untuk memperbaiki dan menyiapkan diri di tahun yang baru.

Prinsip Nyepi juga dilaksanakan dalam ajaran Islam. Hal ini termuat dalam kewajiban salat lima waktu. Saat melaksanakan salat seseorang secara khusyuk akan berusaha meninggalkan perihal dunia. Kemudian dilanjutkan dengan berdzikir atau mengingat Allah. Pada akhir rangkaian salat dan dzikir biasanya diakhiri dengan memanjatkan do’a.

Salat menjadi sebuah jeda agar kita tidak terpaut secara 24 jam penuh dengan kehidupan dunia. Melainkan ada jeda untuk mengingat Tuhan pencipta manusia. Mengingat tujuan kita diciptakan di dunia ini, yaitu untuk beribadah kepada Nya. Jeda dalam memikirkan perkara dunia akan memberikan rasa tenang.

Baca juga

Pergeseran Makna Cancel Culture di Media Sosial

Ngeri-Ngeri Sedap: Pentingnya Komunikasi dalam Keluarga

Bahaya Flexing di Media Sosial

Setiap individu membutuhkan waktu sendiri. Hal ini berkaitan dengan ketenangan diri. Dilansir dari bbc.com menyendiri terkadang diperlukan seseorang agar bisa lebih introspektif, sadar diri dan sepenuhnya santai. Hiruk pikuk dan lingkaran kegiatan sehari-hari harus memiliki jeda. Hal ini yang akan memberikan ruang istirahat bagi otak dan emosi.

Salah satu unsur “me-nyepi” yang patut kita gunakan adalah unsur refleksi diri. Semua orang perlu merefleksikan diri. Hal ini bertujuan agar kita mampu mengenali diri kita, apa yang kita butuhkan, dan apa yang perlu kita perbaiki dalam kehidupan. Refleksi diri akan membantu seseorang untuk meningkatkan kualitas hidup.

Hasil penelitian Gregory Feist dari Clifornia San Jose State University mengungkapkan bahwa ada bahaya tersendiri bagi orang-orang yang tidak pernah sendirian. Diantaranya orang itu akan sulit untuk mawas diri, tingkat kesadarannya kurang, susah mengenali jati diri dan sering terlalu santai dalam menyelesaikan daadline pekerjaan. Hal inilah yang akan berdampak pada manajemen emosi seseorang.

Orang yang dapat menyediakan waktu untuk menyendiri akan lebih mudah menggapai kesuksesan. Sebab mereka lebih mengenali diri sendiri, tujuan hidup, hingga hal-hal kecil yang diinginkan agar hidupnya bahagia. Selanjutnya dari proses mengenali keinginan ini akan tersusun rencana untuk menggapai apa yang diinginkan.

Apabila dalam konteks penyelesaian masalah, jeda untuk berfikir akan menghasilkan keputusan yang lebih baik. Sebab dalam keadaan tenang seseorang akan lebih bisa melihat permasalahan dari berbagai sudut pandang. Sehingga emosi sesaat tidak akan tersulut dan melebar ke persoalan yang lain.

Kita perlu sedikit mengambil langkah mundur dan sedikit menjauh. Perlu ada ruang sendiri sebelum kita akan memutuskan sesuatu yang nantinya akan berdampak pada orang disekitar atau masa depan. Sudahkah kita meluangkan waktu untuk merefleksikan diri dan mendekatkan diri pada Tuhan?

Penulis: Iin Endang Wariningsih

 

  • 1share
  • 0
  • 1
  • 0
  • 0
Tags: hari raya nyepirefleksi hari nyepitahun baru saka
Previous Post

Penghapusan Kata “Kafir”, Menyalahkan Diksi Alquran kah?

Next Post

Mengembalikan Makna Kata “Perempuan”

Iin Endang Wariningsih

Iin Endang Wariningsih

Related Posts

cancel culture di media sosial
Artikel

Pergeseran Makna Cancel Culture di Media Sosial

by Redaksi SKM Amanat
6 Desember 2022
0

...

Read more
ngeri-ngeri sedap komunikasi anak dan orang tua

Ngeri-Ngeri Sedap: Pentingnya Komunikasi dalam Keluarga

1 Desember 2022
flexing di media sosial

Bahaya Flexing di Media Sosial

13 November 2022
perdebatan di media sosial

Saat Celetukan Ringan di Media Sosial Menjadi Perdebatan Panjang

2 November 2022
cancel culture

Maraknya Tren “Cancel Culture”; Seberapa Parahkah?

31 Oktober 2022

ARTIKEL

  • All
  • Kolom
  • Mimbar
  • Rak
  • Sinema
  • Opini
FISIP UIN Walisongo

Keluarga Mahasiswa Korban Penipuan Berharap Dapat Bantuan Dari Kampus

5 Januari 2023
pentingnya jurnalisme data

Jurnalisme Data dalam Bercerita

30 Januari 2023
Wisuda UIN Walisongo

Kantongi Berbagai Respon atas Diundurnya Jadwal Wisuda UIN Walisongo 

20 Januari 2023
Pelantikan DEMA UIN Walisongo

Studium General DEMA UIN Walisongo, Aziz Hakim Bahas Implementasi Mahasiswa Aktivis

1 Februari 2023
Load More
Amanat.id

Copyright © 2012-2024 Amanat.id

Navigasi

  • Tentang Kami
  • Media Partner
  • Pedoman Media Siber
  • Redaksi

Ikuti Kami

  • Login
  • Warta
    • Varia Kampus
    • Indepth
    • Seputar Ngaliyan
    • Regional
    • Nasional
  • Sastra
    • Cerpen
    • Puisi
  • Artikel
    • Esai
    • Opini
    • Mimbar
    • Kolom
    • Rak
    • Sinema
  • Milenial
    • Kesehatan
    • Teknologi
    • Melipir
  • Sosok
  • Akademik
  • Lainnya
    • Epaper
      • Tabloid Amanat
      • Soeket Teki
      • Buletin Amanat
      • Bunga Rampai
    • Ormawa
    • Jejak Amanat
No Result
View All Result

Copyright © 2012-2024 Amanat.id

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
Send this to a friend