• Tentang Kami
  • Media Partner
  • Pedoman Media Siber
  • Redaksi
Kamis, 26 Mei 2022
  • Login
Amanat.id
  • Warta
    • Varia Kampus
    • Indepth
    • Seputar Ngaliyan
    • Regional
    • Nasional
  • Sastra
    • Cerpen
    • Puisi
  • Artikel
    • Esai
    • Opini
    • Mimbar
    • Kolom
    • Rak
    • Sinema
  • Milenial
    • Kesehatan
    • Teknologi
    • Melipir
  • Sosok
  • Akademik
  • Lainnya
    • Epaper
      • Tabloid Amanat
      • Soeket Teki
      • Buletin Amanat
      • Bunga Rampai
    • Ormawa
    • Jejak Amanat
No Result
View All Result
  • Warta
    • Varia Kampus
    • Indepth
    • Seputar Ngaliyan
    • Regional
    • Nasional
  • Sastra
    • Cerpen
    • Puisi
  • Artikel
    • Esai
    • Opini
    • Mimbar
    • Kolom
    • Rak
    • Sinema
  • Milenial
    • Kesehatan
    • Teknologi
    • Melipir
  • Sosok
  • Akademik
  • Lainnya
    • Epaper
      • Tabloid Amanat
      • Soeket Teki
      • Buletin Amanat
      • Bunga Rampai
    • Ormawa
    • Jejak Amanat
No Result
View All Result
Amanat.id

Ranjang Merdeka

Redaksi SKM Amanat by Redaksi SKM Amanat
3 tahun ago
in Esai
0
Dok. Internet
(www.taufiqurokhman.com)

Ranjangku teras ini. Tempat paling sejuk untuk tidur meski hanya tiga jam semalam dalam setahun ini. Kemewahan yang tak tersaingi. Setiap subuh suara kicau kutilang dan ketukan burung patuk membangunkanku. Penggugah tidur yang disediakan oleh alam secara gratis. Kicauan kutilang itu mengingatkanku pada lagu yang selalu diminta Bu Yati, guru SD di desaku, untuk dinyanyikan salah satu murid favoritnya di depan kelas. Aku ini. Hehehe. Dan suara burung patuk yang hampir punah itu, melihat dan mendengarnya mencangkul batang meh secara live, melengkapi rasa merdekaku jelang 17 Agustus ini.

Dua jam kemudian tiga remaja datang menemani saya ngopi tanpa gula. Rafa, Ilham, dan Gani. Tiga anak manis pengganti gula di gelas itu. Ada teh kemangi, jahe panas dan serit pisang raja tersaji jadi perhatian mereka bertanya, ujung-ujungnya minta ikut dituangi.

Saya menemukan teori fisikawan Fritjof Capra pada ketiganya sebagai “Crystal’s Generation”. Gaya diplomasi anak remaja yang suka bertanya dan menyela jawaban dengan pertanyaan baru. Mereka tak butuh penjelasan tuntas apalagi yang bertele-tele. Bertanya sambil membetot pisang dan menyisakan hanya gagang. Setiap penyelaan menunjukkan ekspektasi kepahaman mereka sebelum penjelasan tuntas diberikan. Yang disebut tuntas buat kita artinya tidak fokus menurut mereka.

Penyelaaan itu kritik pedas buat saya yang suka tertukar antara contoh dan penjelasan. Membuat sebagai pembicara saya kehilangan alur dan lupa mau bicara apa tadi sebetulnya dengan banyaknya contoh-contoh tak relavan itu. Seperti saya, banyak guru sering lupa ketika sedang asyik bicara. Bahkan ada yang sampai tak memberi sedikit ruang murid-murid bertanya. Buat kita mungkin biasa, buat anak-anak adalah framing yang membekukan kemerdekaan. Terima kasih saya kepada Capra dalam memahami fenomena ini.

Sambil bertanya ketiga tangan anak itu tetap memegang kulit-kulit pisang itu dan tak membuangnya. Sebentar lagi akan dibaginya untuk teman-teman baru mereka. Sapi-sapi yang setiap pagi selepas ngopi di teras itu mereka kunjungi. Saya suka gaya mereka akhir-akhir ini. Cuek, tetapi santun. Setiap hari berjuang memahami dirinya sendiri dengan cara sangat dinamik melalui berbagai ekspresi.

Baca juga

Ketika Sang ‘Pembunuh Tuhan’ Dibunuh Oleh Cinta

Menunggu Sumpah Generasi Ngopi

Kematian

Mereka tak pintar menurut guru-guru matematika dan eksakta, tetapi sangat cerdas bahkan melebihi murid pemilik nilai 8 kedua mapel itu. Kecerdasan genuine dengan gaya kecuekan yang mendekonstruksi genre kepintaran skala sekolahan. Kecuekan itu diam-diam membanggakan saya, menunjukkan mereka sudah menganggap saya bagian dari keluarganya. Menjadi “guru” dari banyak orang yang tak mau.

Tapi, pagi itu mereka melupakan kebiasaan membawa kulit pisang itu ke kandang. Tukang kayu keburu datang. Kang Yadi turun dari gunung membawa seperangkat alat ukir kayu. Ini hari kami bersepakat belajar mengukir kayu meh jadi orang-orangan. Awalnya hanya Gani. Ia punya seperangkat wayang golek kenang-kenangan dari ayahnya setiap habis pergi. Ternyata Ilham dan Rafa, yang asli Jepara dan orang tuanya pebisnis ukiran, tertarik ikut belajar dan menjadi pengalaman pertama mereka.

Dari ranjang itu awalnya. Ngopi, ngeteh, membentot pisang, lalu muncul ide genuine dari tiga anak merdeka itu. Saya dan anak-anak remaja itu hari itu belajar membuat boneka wayang golek Sunda sambil bercerita sejarahnya. Peristiwa yang akan jadi dongeng indah mereka ketika besar nanti.

Semua peristiwa itu saya proklamasikan dalam cerita pagi ini. Suatu kemewahan dan kemerdekaan yang tak saya temui setiap bangun pagi di ranjang biasa di Jakarta.

Salam dongeng!
Hasan Aoni, pendiri Omah Dongeng Marwah.

  • 0share
  • 0
  • 0
  • 0
  • 0
Tags: 17 agustushari kemerdekaanhasan aoniomah dongeng marwah
Previous Post

Ulin, Komandan Upacara HUT RI Ke-74 UIN Walisongo

Next Post

Ketua Dema UIN Walisongo Perkenalkan Tamu Istimewa PBAK 2019

Redaksi SKM Amanat

Redaksi SKM Amanat

Surat Kabar Mahasiswa UIN Walisongo Semarang. Untuk mahasiswa dengan penalaran dan takwa.

Related Posts

Sumber ilustrasi: kalaliterasi.com
Esai

Ketika Sang ‘Pembunuh Tuhan’ Dibunuh Oleh Cinta

by Agus Salim I
1 Mei 2021
0

...

Read more
Sumber : majalah.ottencoffee.co.id

Menunggu Sumpah Generasi Ngopi

26 Januari 2021
sumber ilustrasi: intisari.grid.id

Kematian

24 Januari 2021
Sumber foto: Kompas.com

Meneropong Dongeng: Dari Zaman “Old”hingga “Now”

22 Desember 2020
Sumber ilustrasi: hipwee.com

Mengapa Orang Begitu Bodoh setelah Mengenal Cinta?

21 November 2020

ARTIKEL

  • All
  • Kolom
  • Mimbar
  • Rak
  • Sinema
  • Opini

Terbaru! Inilah 40 Daftar Prodi dan Status Akreditasi UIN Walisongo 2022

12 Februari 2021

7 Atribut Ini Wajib Dikenakan Saat Wisuda

6 Maret 2018
Suasana Mahad Walisongo yang berada di kampus 2 UIN Walisongo  Semaran (Doc. Amanat)

Ini 11 Pondok Pesantren Dekat UIN Walisongo

12 Juli 2018

Ini Filosofi Toga yang Harus Wisudawan Tahu

6 Maret 2018
Load More
Amanat.id

Copyright © 2012-2022 Amanat.id

Navigasi

  • Tentang Kami
  • Media Partner
  • Pedoman Media Siber
  • Redaksi

Ikuti Kami

  • Login
  • Warta
    • Varia Kampus
    • Indepth
    • Seputar Ngaliyan
    • Regional
    • Nasional
  • Sastra
    • Cerpen
    • Puisi
  • Artikel
    • Esai
    • Opini
    • Mimbar
    • Kolom
    • Rak
    • Sinema
  • Milenial
    • Kesehatan
    • Teknologi
    • Melipir
  • Sosok
  • Akademik
  • Lainnya
    • Epaper
      • Tabloid Amanat
      • Soeket Teki
      • Buletin Amanat
      • Bunga Rampai
    • Ormawa
    • Jejak Amanat
No Result
View All Result

Copyright © 2012-2022 Amanat.id

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
Send this to a friend