
Pukul setengah sembilan
Mewakili angin, batinku luluh
Segala hitam dan kengerian, terbang terbayang
Keluar dari cerobong-cerobong kehidupan
Meliuk, menembus tabir transparan
Kesejukan pagi mulai dilukis
oleh perpaduan muram dan air mata yang menguap
Menciptakan mendung tanpa air hujan
Tak ada yang mendengar aku berteriak
Mengutuk dan bergidik
Kucoba acuh, makin sesak
Suaranya kalah oleh bisik-bisik
Oleh derung kanan kiri
Semarang, 2019
Mohammad Azzam Ashari, mahasiswa asal Kendal. Lurah kampoeng sastra Soeket Teki