Amanat.id– Permasalahan Test of English as a Foreign Language (TOEFL) dan Ikhtibar Mi’yar Kafa’ah Al Lughoh Al Arobiyyah (IMKA) UIN Walisongo Semarang dirasa Keluarga Besar Mahasiswa Walisongo (KBMW) belum menemukan titik terang, Selasa (9/4/2019).
Berdasarkan rilis yang diterima Amanat.id, sebelumnya KBMW telah melakukan audiensi dengan Wakil Rektor I, dalam audiensi tersebut, terdapat hasil kesepakatan yaitu:
1. Penambahan kuota kelas tes
2. Publikasi SK Rektor
3. Bagi Mahasiswa yang sudah menyelesaikan naskah Skripsinya dapat mengajukan percepatan melalui surat rekomendasi dari dekan fakultas masing-masing.
Tetapi dari pihak KBMW merasa hasil audiensi belum memberikan hasil yang signifikan, diantaranya:
1. Penambahan kuota kelas tes belum terealisasi maksimal
Awalnya kuota kelas terjadi penurunan yakni hanya 3 kelas per test TOEFL/IMKA. Setelah audiensi, terdapat penambahan masing-masing TOEFL 3 kelas dan IMKA 4 kelas. Sehingga masing-masing kelas yakni TOEFL 6 dan IMKA 7. Namun, terdapat kendala dalam proses “pilih kelas”, sistem tidak dapat diakses dengan baik. KBMW menganggap perlu adanya perbaikan.
2. Publikasi SK Rektor dirasa belum terealisasi
Dewan Ekskutif Mahasiswa bagian Sosial Politik, Muhammad Bahrul mengatakan, selain hal diatas, KBMW menemukan beberapa problem berkelanjutan yakni mengenai fungsi sertifikat TOEFL/IMKA dan relasi antara mata kuliah bahasa dan test TOEFL-IMKA
“Dari beberapa hasil semi observ atif yang dilakukan oleh beberapa mahasiswa aliansi KBMW dengan objek kajiannya adalah alumni, terdapat temuan berupa pernyataan alumni bahwa sertifikat TOEFL/IMKA tidak dapat digunakan untuk keperluan tertentu diluar kampus.” ungkap Bahrul dalam rilisnya.
Ia juga menambahkan, dalam perkuliahan, terdapat beberapa mata kuliah bahasa yakni; Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris dan Bahasa Arab. Dua mata kuliah yang dipertanyakan yakni Bahasa Inggris dan Bahasa Arab.
KBMW beranggapan, bila dalam mata perkuliahan saja terdapat beberapa mahasiswa yang merasa kesulitan, sehingga harus mengulang di semester selanjutnya,
“Lalu berapa lama lagi bila harus ditambah dengan test TOEFL/IMKA? Belum lagi kelulusan test TOEFL/IMKA bagi mahasiswa tertentu tidak cukup hanya dengan 1x. dan bagi mahasiswa yang mengikuti test lebih dari 3x dikenai biaya tertentu, disinilah kemudian KBMW menganggap terdapat Kontroversi, bagaimana relasi antara mata kuliah bahasa dengan Test Bahasa TOEFL/IMKA,” jelas Bahrul.
Reporter: Mohammad Hasib
Editor: Liviana